Sejarah Bendung Lama Pamarayan Serang Peninggalan Terbesar Kolonial Belanda di Banten Kini Jadi Cagar Budaya

- 6 Februari 2024, 16:15 WIB
Bukan Bendungan Sindangheula, inilah Bendungan Pamarayan yang memiliki dua pintu air berjarak kira-kira 500 meter.
Bukan Bendungan Sindangheula, inilah Bendungan Pamarayan yang memiliki dua pintu air berjarak kira-kira 500 meter. /kebudayaan.kemendikbud.go.id

Di masa itu banyak petani yang marah karena kesulitan air akibat kebijakan pemerintah Belanda.

Mereka melakukan penyerangan yang dipimpin para jawara secara masif karena banyak warga yang mati kelaparan.

Demi mencegah kekacauan yang semakin menjadi, akhirnya sebuah dam besar dibangun di Pamarayan untuk suplai air kepada para petani.

Saat ini Bendungan Lama Pamarayan sudah tidak dioperasikan lagi sejak tahun 1997.

Penyebabnya adalah pelapukan pada baja dan beton, sehingga akan sangat beresiko jika tetap diisi air.

Sebagai gantinya pemerintah setempat membangun Bendungan Pamarayan Baru yang terletak sekitar 1 kilometer dari bangunan lama.

Walau disebut bendungan, bangunan baru ini memiliki struktur yang lebih kecil dan memiliki prinsip kerja sodetan di sungai-sungai sekitar wilayah Serang.

Lokasi ini jadi saksi sejarah penjajahan Belanda di wilayah Serang.

Kondisi saat ini Bendungan Pamarayan sudah tidak layak dipergunakan lagi, maka pemerintah menjadikan bangunan.

Bendungan Lama Pamarayan sebagai cagar budaya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Youtube rin ndakece


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah