Perkuat Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon, BKKBN Banten Lakukan Ini

- 24 September 2020, 23:21 WIB
Suasana pembukaan workshop “Penguatan Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon” yang diselenggarakan BKKBN Banten di salah satu hotel di Kota Serang, Kamis 24 September 2020.*
Suasana pembukaan workshop “Penguatan Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon” yang diselenggarakan BKKBN Banten di salah satu hotel di Kota Serang, Kamis 24 September 2020.* /Dokumen BKKBN Banten/

KABAR BANTEN - Dalam rangka meningkatkan akses alat dan obat kontrasepsi (alokon) di fasilitas kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkuat sistem rantai pasok keluarga berencana agar pasangan usia subur di seluruh Indonesia memiliki akses ke beragam pilihan metode kontrasepsi secara konsisten.

Untuk memperkuat strategi tersebut, maka dikembangkanlah Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (SIRIKA) yang merupakan inovasi dalam proses pengolahan data pelaporan logistik dan pengelolaan di gudang alokon secara digital.

Untuk itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Banten menggelar workshop “Penguatan Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon” bagi pengelola alokon tingkat OPDKB kabupaten/kota di Banten dalam implementasi penggunaan Sistem Digital Manajemen Rantai Pasok (SIRIKA) dengan output berupa SPMB, SBBK, dan Surat Jalan distribusi alokon.

Baca Juga : Reformasi Birokrasi, Ini Yang Dilakukan BKKBN Banten

Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Drs Aan Jumhana menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola alokon di Provinsi Banten. Kemudian, menjelaskan tentang Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (SIRIKA), sistem kontrol inventaris alokon.

“Selain itu, mengenalkan MIM tools dan latihan cara menggunakannya, mengenalkan aplikasi Stokku dan latihan cara menggunakannya, serta implementasi penggunaan MIM Tools dan Aplikasi Stokku oleh pengelola alokon tingkat OPDKB kabupaten/kota di Banten dalam rangka mendukung pencapaian quick wins penguatan rantai pasok alat dan obat kontrasepsi,” ujar Aan, saat membuka workshop “Penguatan Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon” di salah satu hotel di Kota Serang, Kamis 24 September 2020.

Aan mengatakan, perwakilan BKKBN Provinsi Banten melakukan berbagai upaya untuk mencegah Baby Boom di kemudian hari. Di antaranya melalui gerakan “Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor”, Kolaboratif Integratif Pelayanan KB Bergerak (KOIN PERAK), Seputar Ruang Konseling Keluarga Berencana (SERULING KENCANA).

Baca Juga : Bagi Faskes dan PMB, BKKBN Banten Sosialisasi Optimalisasi Rantai Pasok Alokon dan Pelayanan KB

“Perwakilan BKKBN Provinsi Banten memiliki komitmen yang kuat dalam rangka meningkatkan kesertaan KB di wilayah Provinsi Banten dan sasaran khusus serta memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengetahui atau berkonsultasi seputar KB, Kespro, dan  Ketahanan Keluarga melalui media sosial sehingga diharapkan dapat meningkatkan MCPR dan menurunkan Unmetneed di wilayah Provinsi Banten,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, Perwakilan BKKBN Provinsi Banten juga ikut mendukung suksesnya rantai pasok alat dan obat kontrasepsi yang sekaligus menjadi quick wins BKKBN melalui program pengembangan Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (SIRIKA) agar memiliki sistem rantai pasok yang handal.

“Implementasi SIRIKA akan dapat mengurangi beban kerja dalam operasional gudang secara keseluruhan (termasuk pencatatan dan pelaporan), sehingga menjadi lebih efisien. Kemudian, kualitas data dan tingkat pelaporan akan meningkat sehingga mempercepat dan memperkuat akurasi dalam perhitungan kebutuhan alokon untuk pelayanan masyarakat. Kinerja program pun juga akan meningkat karena visibilitas data akses produk dan kinerja rantai pasok dapat dilihat jelas sehingga mendorong pencapaian target program Banggakencana,” ujar Aan.

Baca Juga : Harganas ke-27, BKKBN Banten Luncurkan Program 'Seruling Kencana'

Melalui SIRIKA, kata Aan, pengelola alokon kini dapat melihat data ketersediaan secara real time sehingga keputusan tentang pasokan ulang, forecasting dan kuantifikasi dapat diambil dalam waktu yang lebih singkat.

Kemudian, hasil yang diperoleh dari penggunaan SIRIKA adalah rantai pasok yang lebih dinamis yang mampu mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan alokon, dan memberi masyarakat Indonesia jaminan akses yang konsisten ke alokon pilihan mereka dengan kata lain tidak akan terjadi stock out dan tidak ada over stock yang ada di lini lapangan dan yang ada di end user.

“Sistem yang bagus akan sangat tergantung pada manusia (SDM) sendiri, terlebih tentang perubahan pola pikir. Artinya sistem ini akan bermanfaat jika ditunjang oleh kualitas SDM yang handal. Untuk itu mari kita bersama-sama menyatukan langkah dan persepsi dalam mencapai target program Banggakencana demi meningkatkan kualitas taraf hidup manusia Indonesia seutuhnya,” pungkas Aan.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x