Sejarah KH Abdul Latif Ulama Cilegon yang Kharismatik dan Namanya Dijadikan Ruas Jalan di Kota Serang Banten

- 15 Februari 2024, 14:34 WIB
Sejarah KH Abdul Latif Ulama Cilegon yang Kharismatik dan Namanya Dijadikan Ruas Jalan di Kota Serang Banten
Sejarah KH Abdul Latif Ulama Cilegon yang Kharismatik dan Namanya Dijadikan Ruas Jalan di Kota Serang Banten /NU Online /

Pada usia 46 tahun atau sekitar tahun 1924 beliau mendirikan madrasah yang diberi nama Tarbiatul Anfal pada mulanya madrasah ini hanya digunakan untuk kalangan-kalangan terbatas seperti santri-santri dan masyarakat Cibeber saja.

Namun makin lama para santri baik dari Banten ataupun yang dari luar daerah Banten antusias untuk menimba ilmu di madrasah ini.

Dengan dorongan masyarakat dan melihat perkembangan dari banyaknya santri dari penjuru nusantara yang menuntut ilmu di Madrasah Tarbiatul Anfal dan solidaritas masyarakat Cibeber yang mengumpulkan donasi untuk membangun dan membesarkan madrasah ini.

Akhirnya nama Madrasah Tarbiatul Anfal diubah menjadi Madrasah Aljauharatun Naqiah Cibeber Cilegon yang sampai sekarang masih eksis dan memiliki cabang ratusan lebih yang tersebar di nusantara.

Namun, kiai yang disebut terakhir itu memang waktu itu beraktivitas di Surabaya sebagaimana KH Idris Kamali asal Cirebon yang hadir di Muktamar kedua di kota yang sama.

Waktu itu Kiai Idris tidak beraktivitas dari kota asalnya, melainkan di Jombang, karena ia adalah menantu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.

Barulah pada muktamar keempat di Semarang, tahun 1929 kiai dari Jawa Barat bertambah.

Selain yang disebutkan sebelumnya, kecuali KH Muhyi Bogor, hadir di antaranya KH Ahmad Dimyati Sukamiskin Bandung, KH Abdullah Kuningan, KH Abdullah Indramayu, Penghulu Junaidi Batavia, Guru Manshur Batavia (Jakarta), KH Abdul Aziz Cilegon (Banten), Abdul Khair Cirebon, KH Dasuqi Majalengka dan Syekh Ali Thayib yang mewakili Tasikmalaya.

Kiyai yang disebut terakhir itu sebetulnya bukan asli dari Tasikmalaya. Ia adalah seorang ulama Timur Tengah yang sedang menyebarkan tarekat Tijaniayah, yang kebetulan di Tasikmalaya.

Ia tinggal di kampung salah seorang pendiri NU Tasikmalaya, KH A. Qulyubi (Ajengan Unung) yang dikabarkan pengamal tarekat yang sama.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah