Fenomena Politik Uang Meningkat, Pengamat Ungkap Ada Caleg Habiskan Rp10 Miliar tapi Tidak Terpilih

- 26 Februari 2024, 09:15 WIB
Pengamat politik Syaeful Bahri bicara fenomena politik uang di Pemilu meningkat.
Pengamat politik Syaeful Bahri bicara fenomena politik uang di Pemilu meningkat. /Dok. Kabar Banten.

KABAR BANTEN – Sebanyak 5 laporan dugaan politik uang saat ini ditangani Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Persoalan itu dinilai pengamat sebagai wujud nyata bahwa fenomena politik uang dalam Pemilu 2024 meningkat.

Pengamat Politik dari Jaringan Demokrasi Indonesia Provinsi Banten Syaeful Bahri mengatakan, modal politik bagi peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 cukup tinggi. Bahkan menurutnya politik uang dalam Pemilu seperti virus yang mewabah.

“Tetapi sekali lagi berdasarkan pengamatan saya, cost politik di 2024 presentasinya semakin meningkat dan masif karena memang hampir di semua daerah memang itu (politik uang) sepertinya sebagai virus yang mewabah semua,” ujar Syaeful kepada Kabar Banten pada Minggu 25 Februari 2024.

Baca Juga: Nasdem Banten Segera Garap Pilkada Banten 2024, Setelah Evaluasi Perolehan Suara Caleg DPRD

Bahkan katanya Pegiat Demokrasi di Indonesia juga menyepakati bahwa ongkos politik semakin meningkat.

Hal itu dapat dibuktikan berdasarkan catatan pegiat demokrasi di Indonesia, bahwa mayoritas yang lolos menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI adalah mereka yang mempunyai kekayaan tinggi.

“Dapat ditelusuri dari figur-figur yang terpilih karena kekuatan finansial. Caleg-Caleg DPR RI itu mayoritas punya kekuatan modal,” katanya.

Meski demikian diakuinya bahwa tidak semua Caleg yang mempunyai finansial tinggi bisa terpilih.

"Berkantong tebal, meskipun memang tidak semua caleg yang dompetnya tebal terpilih,” katanya.

Ia mengaku sudah melakukan studi terhadap salah satu Caleg DPRD yang mengabiskan kurang lebih Rp10 Miliar.

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x