Ia menceritakan ciri-ciri pemuda tersebut kepada Sultan, dia berkulit hitam jelek dan gondrong, bajunya dekil serta compang-camping layaknya seperti gembel.
Melihat hal itu, Sultan Maulana Hasanuddin memerintahkan pemuda itu masuk ke dalam Keraton Surosowan.
Setelah pemuda itu masuk, Sultan Maulana Hasanuddin dan pemuda itu langsung berpelukan dan dijelaskan bahwa pemuda itu adalah putranya yang bernama Pangeran Arya Dillah.
Semua yang melihatnya terheran-heran.
Setelah itu Pangeran Arya Dillah diangkat menjadi Pangeran sekaligus menjadi wakil panglima perang.
Di versi lain dikisahkan Arya Dillah mengetahui ia adalah anak dari seorang raja di Banten.
Akan tetapi, ia sendiri tidak tahu siapa ayahnya itu. kemudian ia pergi ke Banten dan menceritakan kepada Sultan Hasanuddin tentang dirinya serta sekaligus mencari tau kebenaran siapa ayah kandungnya.
Setelah mendengar penuturan Arya Dillah, kemudian Sultan Hasanuddin meminta dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya memang anak seorang raja Banten.
Sultan Hasanuddin meminta Arya Dillah untuk merontokkan seluruh daun pohon beringin dari pohonnya tanpa tersisa sehelai pun daun di pohon beringin tersebut.
Arya Dillah pun menyanggupi permintaan Sultan Hasanuddin kemudian ia bertapa di bawah pohon beringin yang akan dirontokkan seluruh daunnya itu.
Dalam pertapaannya, ia meminta bantuan kepada ibu dan kakeknya dari bangsa jin agar dapat membatu kesaktiannya untuk merontokkan seluruh daun pohon beringin itu.