Indonesia Darurat Bahasa Daerah, dari Ribuan Keragaman Tersisa Ratusan

- 22 Maret 2024, 12:30 WIB
Pj Wali Kota Serang saat menerima kunjungan rombongan Komisi X DPR RI, Kamis (21/3/2024).
Pj Wali Kota Serang saat menerima kunjungan rombongan Komisi X DPR RI, Kamis (21/3/2024). /Kabar Banten/Rizki Putri

KABAR BANTEN - Dari ribuan bahasa daerah yang ada di 38 provinsi di Indonesia, sebagian lainnya telah hilang atau musnah karena tidak lagi digunakan oleh masyarakat, seiring perkembangan zaman.

Sehingga, saat ini Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai melakukan pelestarian melalui revitalisasi bahasa daerah.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada Kemendikbudristek Imam Budi Utomo mengatakan, saat ini Kemendikbudristek memiliki program prioritas untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah yang kini mulai terancam melalui revitalisasi bahasa daerah.

Baca Juga: Belajar Bahasa Daerah Lebih Mudah dengan Laboratorium Kebhinekaan, Ini Fitur yang Bisa Diakses

"Memang ini menjadi program prioritas dari kami. Karena saat ini Indonesia darurat dalam penggunaan bahasa daerah," katanya, usai kunjungan ke Pemkot Serang, Kamis (21/3/2024).

Nantinya, dia menjelaskan, program-program yang akan dilakukan terkait perlindungan bahasa dan sastra daerah di Banten, khususnya Kota Serang dengan cara melakukan revitalisasi bahasa daerah.

"Dengan sasaran generasi muda. Mulai dari tingkat sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah pertama (SMP). Karena itu usia yang tepat, dan menjadi harapan kami," ujarnya.

Mirisnya, dikatakan dia, berdasarkan data atau sensus kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata masyarakat tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya di dalam lingkungan keluarga.

Kondisi itu pun cukup mengkhawatirkan, karena dari jutaan keluarga di Indonesia, sekitar 38 persennya tidak lagi menggunakan bahasa daerah, dan justru lebih memilih bahasa lainnya.

"Pda sensus penduduk yang dilakukan BPS, anak-anak Indonesia di dalam keluarganya, tinggal 62 persen yang masih menggunakan bahasa daerah. Artinya, ada 38 persen yang tidak lagi menggunakan bahasa daerah, dan ini kondisi yang sangat mengkhawatirkan," tuturnya.

Maka dari itu, Kemendikbudristek membuat dan menggalakkan kembali sejumlah program yang berkaitan dengan bahasa daerah, sebagai upaya pelestarian dan menjaga kearifan lokal di masyarakat.

"Program revitalisasi bahasa daerah ini kami laksanakan di 38 provinsi, dengan sasaran bahasa sebanyak 97 persen, mulai dari Papua Selatan sampai Provinsi Aceh," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Rombongan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Johar Arifin membenarkan, jika di Indonesia terdapat banyak bahasa daerah.

Namun sayangnya sebagian lainnya telah hilang begitu saja, karena tidak ada lagi yang menggunakan serta melestarikan.

"Kita punya ribuan bahasa daerah, tapi sebagian sudah hilang musnah. Ini tidak boleh terjadi lagi," ujarnya.

Baca Juga: Uniknya Banten, Satu Wilayah dengan Tiga Bahasa Daerah

Untuk menjaga bahasa daerah tetap terjaga kelestariannya, dia meminta, Pemerintah Republik Indonesia termasuk pemerintah daerah untuk membuat program yang menggalakkan kembali penggunaan bahasa daerah.

Kemudian, menjadikan pelajaran bahasa daerah di setiap sekolah baik tingkat SD maupun SMP, yang merupakan usia tepat dalam pembelajaran bahasa.

"Termasuk di Kota Serang. Kami ingin bahasa daerah digalakkan kembali. Kami tidak ingin bahasa daerah ini satu per satu hilang, apalagi Serang ini pusatnya Banten. Jadi perlu mempertahankan bahasa daerah. Kami minta program bahasa daerah ini digalakkan di sekolah-sekolah," tuturnya.***

 

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah