Seekor Anak Badak Jawa Terekam Kamera TNUK Kabupaten Pandeglang Banten, Diduga Anakan Baru

- 6 April 2024, 18:00 WIB
Penampakan anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon atau TNUK Kabupaten Pandeglang Banten.
Penampakan anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon atau TNUK Kabupaten Pandeglang Banten. /Dokumen BTNUK Kabupaten Pandeglang

KABAR BANTEN - Kabar gembira datang dari ujung barat pulau Jawa, tepatnya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang Banten, dimana satu individu baru anak Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) terekam kamera di wilayah Semenanjung Ujung Kulon.

Menurut informasi yang diterima Kabar Banten, anak Badak Jawa ini tertangkap kamera jebak pada tanggal 4 Maret 2024 pukul 11:49 WIB. Kamera jebak tersebut merekam induk dan anak Badak Jawa yang diduga merupakan anakan baru.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekositem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko mengatakan, bahwa pihaknya merasa gembira atas temuan anak Badak tersebut. Ia menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan anak Badak sebagaimana anak Badak yang lain.

"Ahamdullilah, ini merupakan berita gembira dan membuktikan bahwa Badak Jawa di dunia yang hanya ada di Ujung Kulon dapat berkembang dengan baik dan lestari,"kata Satyawan kepada awak media, Sabtu 6 April 2024.

Dikatakan Satyawan, kepastian adanya anakan baru badak jawa berdasarkan hasil dari Monitoring Badak Jawa (MBJ) yang dilaksanakan pada bulan Februari- April 2024, dan ditindaklanjuti dengan analisis fisik dari para ahli identifikasi individu Badak Jawa dengan anggota dari para mitra dan akademisi.

"Keberhasilan ini tidak terlepas dari pembaharuan metode pemasangan kamera jebak dengan metode sistematik sampling (cluster). Kegiatan monitoring mulai dilaksanakan pada bulan Februari-April 2024 dan berhasil memasang sebanyak 126 unit kamera jebak,"ungkapnya.

Satyawan menjelaskan, hasil identifikasi yang dilakukan oleh tim bahwa anakan Badak Jawa baru ini diperkirakan berusia 3 sampai dengan 5 bulan dan untuk sementara anak Badak Jawa tersebut diberi identitas ID.093.2024.

"Adapun untuk jenis kelamin belum teridentifikasi karena posisi badan bagian belakang tidak berada tepat di depan kamera jebak. Belum ada ciri khusus atau cacat yang telihat dari penampakan badan anak Badak Jawa tersebut sehingga bisa dikategorikan mulus atau normal,"jelasnya.

Sementara, untuk hasil identifikasi sang induk menunjukkan dia memiliki cula batok yang cukup jelas. Bagian kepala tidak terlihat jelas sehingga ciri-ciri yang ada pada wajah tidak teridentifikasi. Telinga kanan dan kiri normal (tidak memiliki bekas luka atau cacat). Gelambir bagian kiri sinambung dan bagian kanan tidak terlihat serta ekornya normal.

"Meski begitu, belum teridentifikasi dengan jelas nama dan ID badak induk karena posisi badak yang terlalu dekat dengan kamera jebak,"ujarnya.

Menurut Satyawan, rekaman anak Badak Jawa ini merupakan temuan susulan, dimana sebelumnya pada tahun 2022 dan 2023, juga berhasil terekam kamera 2 anak Badak Jawa baru di TNUK dengan ID.091.2022 (betina) dan ID.092.2023 (betina).

"Dengan terekamnya satu individu anak Badak Jawa baru ini di Tahun 2024, merupakan hasil usaha tim monitoring Badak Jawa yang bergerak tanpa mengenal lelah, serta penerapan kebijakan Fully Protected Area di wilayah Semenanjung Ujung Kulon, ungkapnya.

Lebih lanjut Satyawan mengatakan, bahwa pihaknya tidak akan terlena dengan kegembiraan temuan kelahiran ini. Meskipun Badak Jawa dapat berkembang biak bukan berarti habitat dan individu Badak Jawa aman dari berbagai gangguan. Aktivitas perburuan, predator (ajag atau anjing hutan), merupakan salah satu penyakit, potensi inbreeding depression, dan bencana alam masih mengancam keberadaan dan kelestarian Badak Jawa.

"Untuk itu, kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian Badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi,"tandasnya.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x