Tanaman Padi di Sejumlah Kecamatan di Pandeglang Terserang Hama, Petani Minta Bantuan Pemerintah

- 17 April 2024, 06:27 WIB
Ilustrasi padi di Pandeglang yang diserang hama.
Ilustrasi padi di Pandeglang yang diserang hama. /Pexels/

KABAR BANTEN - Sejumlah petani di Kabupaten Pandeglang meminta pemerintah melakukan langkah konkret untuk mengatasi tanaman padi yang terserang hama Wereng Batang Coklat (WBC).

Tanaman padi yang diserang hama tersebut tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

Saat ini petani hanya bisa pasrah melihat tanaman padi yang diserang hama. Sebab, kondisi itu tidak bisa ditangani dengan pestisida atau cara lain selain dipanen lebih awal. Akibatnya, kondisi tersebut membuat para petani merugi.

Baca Juga: DKPP Kabupaten Serang Pertama Kali Panen Padi Bio Salin, Produktivitas Capai 7 ton Per Hektare

Data yang berhasil dihimpun Kabar Banten, sejumlah Kecamatan yang ada di Pandeglang, seperti Kecamatan Patia, Sindangresmi, Angsana, Cisata, Cikeusik, Panimbang, Sobang, Pagelaran, Sukaresmi, Picung, Bojong dan Saketi kondisi padi diserang hama WBC.

Seperti dikatakan Johan petani asal Patia. Menurutnya, para petani pasrah dengan kondisi ini karena memang bingung harus berbuat apa lagi. Dikatakan, para petani mengalami kerugian yang besar.

"Kondisi sekarang memang sangat prihatin pasalnya tanaman padi diserang hama WBC atau warga disini menyebutnya hama ganjur. Kami berharap ada langkah konkret untuk pemerintah dalam mengatasi masalah ini," ujar Johan, Selasa 16 April 2024.

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Patia Eman Lukman membenarkan di wilayahnya tanaman padi banyak diserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yakni WBC.

Kondisi ini terjadi bukan hanya wilayah Patia namun daerah lainnya.

"Ada beberapa faktor dengan munculnya WBC ini antara lain kondisi cuaca dan varietas tanaman sehingga tanaman tak kuat menahan serangannya," ujarnya.

"Namun sebelumnya juga kami pernah melakukan penanganan OPT ini, namun saya melihat kurang maksimal lantaran sarananya bantuan pemerintah sehingga terbatas," ujar Eman menambahkan.

Dia juga menjelaskan, dalam kondisi saat ini upaya yang dilakukan itu adalah mencegah areal-arealyang belum diserang WBC.

"Paling saat ini kami fokus pada penanganan yang wilayahnya belum terserang WBC, dan bagi yang sudah terserang disarankan dipanen lebih awal jika sudah terlihat masuk umur tanaman padinya. Kalau penyebarannya sendiri WBC itu spot-spot tidak pada satu hamparan misalkan satu hektar terserang itu belum ada," ujarnya.

Terpisah Koordinator Penyuluh (Korluh) Pertanian Kecamatan Sindangresmi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang  Rahmat menuturkan WBC banyak dikeluhkan oleh para petani di Sindangresmi, karena banyak tanaman padi yang siap panen juga menguning dan membusuk bagian batangnya.

"Jujur saya juga merasa kasihan dengan kondisi para petani adanya serangan WBC karena pastinya para petani bisa mengalami kerugian," ujarnya.

Korluh Kecamatan Angsana Aep juga mengungkapkan, banyak petani mengeluhkan serangan hama WBC. Kondisi tersebut membuat para petani merugi.

"Memang di Angsana tidak sebanyak wilayah lainnya, karena kondisi di wilayah Angsana sudah lebih dulu dipanen, jadi tinggal sedikit lagi wilayah yang belum dipanen sehingga saya sarankan untuk dipanen lebih awal jika sudah terlihat umur," tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang M Nasir menjelaskan, sudah dilakukan upaya gerakan pengendalian (Gerdal) bersama terkait kondisi tersebut.

Dikatakan, sejak awal para petugas POPT dan PPL terus mengawal, banyak lokasi yang dilakukan kegiatan pengendalian atau gerdal kerja sama dengan Balai BPTPH Provinsi Banten, Petugas POPT di banyak lokasi termasuk di Sindangresmi, Patia, Carita, Saketi dan Cikeusik.

"Saat ini tanaman padi di banyak Kecamatan  sudah masuk fase vegetatif, dan sebagian sudah waktu dipanen, sebaiknya dalam kondisi ini petani segera melakukan panen agar dapat diselamatkan. Mudah-mudahan petani yang terkena WBC mengikuti program asuransi usaha tani padi, sehingga kalau padinya puso dapat diklaim asuransi tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Tahun Ini, Pemkot Serang Targetkan 50 Hektare Persawahan Jadi Pertanian Bawang

Nasir menjelaskan kondisi ini terjadi hasil dari pengamatan bahwa banyak lokasi yang tidak serempak tanam, sehingga mempermudah bagi WBC untuk terus bermigrasi menyerang tanaman padi.

"Semoga ke depan para petani dapat serempak dan dapat mengikuti asuransi usaha tani padi untuk mencegah hal-hal seperti ini," ujarnya.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah