1549852

Waspada DBD pada Anak, Dinkes Kota Tangerang Ingatkan Peran Kunci Orang Tua

- 24 Juni 2024, 20:05 WIB
Sejumlah warga di Kota Tangerang antusias membersihkan jentik jentik nyamuk guna waspada DBD.
Sejumlah warga di Kota Tangerang antusias membersihkan jentik jentik nyamuk guna waspada DBD. /Kabar Banten /Dewi Agustini

KABAR BANTEN - Plh Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany mengatakan, kewaspadaan orang tua adalah kunci keberhasilan dalam penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada anak.

Menurutnya, orang tua perlu memahami betul perubahan yang dialami anak. Maka penanganan dari tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapat dan mencegah fatalitas DBD.

“Dengan keterbatasan anak memaparkan apa sakit yang dirasa. Orang tua harus paham betul sama anaknya, karena diagnosis dokter sering mengandalkan anamnesis atau wawancara medis. Dengan pertanyaan, hampir 60 persen bisa diduga sehingga ketika anak DBD, orang tua harus tahu kondisi anaknya,” jelas Mugiya, Senin 24 Juni 2024.

Ia menjelaskan, data sepanjang 2024 terbanyak pada Maret yaitu dengan 600an kasus DBD. Sedangkan, kasus meninggal karena DBD sepanjang 2024 ada enam kasus dan lima di antaranya adalah anak-anak.

“Harus dipahami, meski DBD menjangkiti kelompok usia yang produktif, fatalitasnya paling banyak terjadi di usia kelompok anak-anak. Karena memang, imunitas anak tidak sebaik kelompok usia produktif. Disertai gejala-gejala perburukan sulit ditemukan pada anak DBD, terlebih kerap kali ditemukan anak sudah dalam kondisi kritis,” papar Mugiya.

Adapun beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orang tua, bahwa anak mengalami perburukan saat DBD. Kata Mugiya, tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut secara hebat, lemah, lesu, hingga ingin terus tidur.

“Lalu, perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku. Seperti suka marah-marah, terlihat pucat, dan tangan serta kaki dingin, perdarahan hingga tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” katanya.

Sementara itu, kata Mugiya, kolaborasi multisektor pada penanganan DBD di Kota Tangerang ialah, sosialisasi PSN 4M Plus di seluruh 39 puskesmas dan 1.097 posyandu. Kemudian, menggerakkan seluruh masyarakat dan pegawai melaksanakan aksi bebersih memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. Dalam hal ini, dapat melibatkan kader jumantik.

“Kolaborasi juga dikuatkan dengan Dinas Pendidikan, selama libur sekolah menugaskan seluruh pelajar di Kota Tangerang untuk memeriksa sarang nyamuk di rumah mereka masing-masing. Terlebih, menjadikan anak-anak sebagai kader jumantik, yakni sebagai bagian dari projek sekolah,” tukasnya.***

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah