Eretan Pilihan Warga Seberangi Sungai Ciujung

- 25 Juli 2017, 19:30 WIB
perahu eretan sungai ciujung
perahu eretan sungai ciujung

Perahu eretan merupakan salah satu moda transportasi alternatif bagi warga yang hendak menyeberang sungai. Transportasi ini terbuat dari kayu yang dibentuk menjadi sebuah perahu tanpa mesin dengan beratap terpal. Perahu ini mengandalkan tenaga manusia dibantu tali yang terhubung antar pinggiran sungai. Warga Kabupaten Serang sendiri masih akrab degan sarana transportasi tersebut, biasanya warga menggunakan perahu ini untuk bolak balik antar kecamatan. Ada beberapa kecamatan di Kabupaten Serang yang menggunakan transportasi tersebut, seperti di Kecamatan Lebak wangi-Carenang, Kecamtan Cikeusal-Pamarayan, dan Kecamatan Bandung-Cikeusal yang letaknya terbelah oleh aliran Sungai Ciujung. Aliran sungai yang terkadang deras saat pasang, dan dangkal saat musim kemarau tak pernah menjadi hambatan masyarakat sekitar untuk menggunakan moda transportasi sederhana ini. Meski tidak ada jaminan keselamatan dalam menggunakan transportasi tradisional ini, namun warga terpaksa menggunakannya. Perahu eretan dipilih untuk memangkas waktu ketimbang lewat jalur jalan raya. Oleh karenanya, tidak ada pilihan lain selain menggunakan transportasi tersebut, tanpa perlu mempertimbangkan seperti apa aspek keselamatan dari penggunaan transportasi tersebut. Warga Kampung Lebak Bojong, Desa Purwadadi, Kecamatan Lebakwangi, Royani mengaku tidak takut menyeberang dengan menggunakan perahu tersebut. "Biasanya kita nyeberang itu dari Purwadadi (Lebak wangi) ke Ragas Masigit (Carenang)," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (24/7/2017). Ia menuturkan, perahu eretan tesebut sudah jadi langganan warga sejak tahun 2015 ini. Sarana transportasi tradisional tersebut mampu mengangkut 25 orang sekaligus. Secara umum penumpang dari kapal tersebut lebih banyak didominasi karyawan yang hendak bekerja dan juga anak-anak sekolah. "Ini sudah 2 tahunan lah. Anak sekolah sama karyawan biasanya banyak nyebrang," katanya. Waktu sibuk perahu pada pagi dan sore hari. "Siang sama sore itu pasti ramai karena jam berangkat dan pulang kerja atau sekolah," ucapnya. Satu kapal biasanya ditarik oleh 3 orang, mereka dengan se arah menarik perahu dari pinggir ke pinggir. "Ini mah ditarik saja, tiga orang yang nariknya. Jadi harus searah nariknya biar gerak perahunya," ujarnya. Selain manusia ataupun hewan ternak, perahu tersebut juga biasa menyeberangkan kendaraan roda dua. Tarifnya pun tidak begitu mahal dan masih terjangkau. "Untuk satu orang kalau enggak bawa motor biasanya bayar Rp. 2.000 sedangkan kalau bawa motor itu biasanya Rp 3.000," tutur pria yang akrab disapa Roy ini. (Dindin Hasanudin/KB)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x