Sungai Cikalumpang Meluap, 465 Rumah Terendam Banjir

- 8 Maret 2018, 05:15 WIB
1---Banjir
1---Banjir

SERANG, (KB).- Sebanyak 465 rumah di tiga kampung yakni Bayur, Sukajaya dan Sukamaju, di Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang terendam banjir akibat meluapnya aliran Sungai Cikalumpang, Rabu (7/3/2018). Kondisi yang hampir terulang setiap tahunnya itu, membuat warga mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang membangun tanggul penahan air. Berdasarkan pantauan, warga membersihkan rumahnya dari endapan lumpur yang masuk terbawa air. Beberapa warga lainnya sibuk mengeluarkan barang-barangnya yang basah akibat banjir itu. Akses lalu lintas di perkampungan, juga sempat terputus dan harus dilalui menggunakan perahu karet. Warga Kampung Sukamaju, Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang Sodikin mengatakan, hujan deras sudah terjadi sejak pukul 03.00. Namun, luapan air mulai datang sekitar pukul 06.30 hingga mencapai satu meter. "Sampai masuk ke rumah warga. Kalau rumah saya, kebetulan dibendung, jadi enggak masuk," ujarnya. Sodikin mengatakan, banjir tersebut bukan hanya disebabkan curah hujan. Namun adanya air yang berasal dari gunung dan mengalir ke Sungai Cikalumpang. Namun karena kondisi Cikalumpang yang kecil, membuat debit air tidak tertahan dan meluap ke permukiman warga. "Ini mah rutin, tiap tahun juga banjir. Kalau tahun 2018 baru kali ini banjirnya. Jadi ini mah kiriman karena airnya kebesaran. Kalau hujannya kecil mah lancar sungai juga," katanya. Ia mengaku bosan dengan banjir yang melanda lingkungannya. Oleh karena itu, menurut dia, solusi yang harus dilakukan agar banjir itu tak kembali terjadi dengan cara dibuatkan tanggul. "Tanggul itu dibuat di setiap titik rawan banjir, terutama di tiga kampung yakni Sukamaju, Cibayur dan Sukajaya. Masyarakat pengennya dibuatkan tanggul, kalau bisa dibronjong pakai batu, jadi supaya air enggak sekaligus naik ke darat. Larinya enggak ke sini, tapi ke Rawa Danau langsung," tuturnya. Sawah terendam Selain itu, sawah milik warga yang luasnya sekitar 50 hektare pun turut terendam banjir. "Sawah ada yang sudah panen dan ada yang tanduran juga. Barangkali kalau sudah kena air mah rusak, karena masuk ke sawah. Kan kalau banjir keong pada masuk dan itu merusak padi," ucapnya. Warga lainnya, Asih mengatakan, warga sekitar sudah biasa dengan banjir tersebut. Namun jika airnya besar, warga merasa takut dengan kondisi itu. Terlebih, banyaknya informasi di media yang memberitakan dampak banjir. "Di sini mah tiap musim hujan pasti banjir. Basah semuanya," ujarnya. Berdasarkan data yang dihimpun Kabar Banten dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, banjir terjadi di tiga kampung yakni Bayur RT 16, Sukajaya RT 17 dan Sukamaju RT 25, 26, 27.Titik air tertinggi berada di Kampung Sukamaju dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter-1 meter. Akibat banjir tersebut, sebanyak 465 rumah terendam yang terdiri atas 330 rumah di Kampung Sukamaju, 90 rumah di Kampng Bayur dan 45 rumah di Kampung Sukajaya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Nana Sukmana Kusumah mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan anggota RAPI dan TRC. Selain itu juga memberangkatkan tim dengan peralatan lengkap. "Mulai dari perahu karet, pelampung dan tenda posko guna melakukan penanganan awal," ujarnya. Kondisi terakhir sekitar pukul 07.00, ketinggian air masih diangka 80 sentimeter di sisi jalan dan 1 meter di permukiman warga. Sekitar pukul 09.20, air mulai surut dengan ketinggian hanya 10-50 sentimeter di permukiman warga. Pukul 10.00, kondisi air di Kampung Bayur dan Sukajaya sudah mulai surut dan warga mulai beraktivitas seperti biasa. Pukul 10.50 di Kampung Sukamaju, sebagian warga masih terhambat dengan ketinggian air 20-50 sentimeter. Pukul 11.30, kondisi keseluruhan air surut dan aktivitas sebagian besar warga kembali normal. (DN)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x