BKKBN Sasar Kalangan Milenial, Keluarga Basis SDM yang Unggul

- 12 Maret 2020, 07:01 WIB
Obrolan Mang Fajar BKKBN
Obrolan Mang Fajar BKKBN

"Jadi ini tantangan baru untuk program KB kedepan terkait dengan trennya milenial sekarang ini. Untuk provinsi banten kita mempunyai tantangan masyarakat milenial yang tidak 'well educated' yang tentu saja komunikasinya akan berbeda," ucapnya.

Ia mengatakan kalau melihat Lebak dan Pandeglang, pernikahan muda, perceraian lalu mereka hamil dalam usia yang masih belum memadai, ini kemudian menjadi tantangan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih sangat sulit di dua kabupaten tersebut.

"Jadi kita butuh dimensi multi pendidikan keluarga berencana terutama masalah kesehatan reproduksi dan ini menjadi sangat penting. Sehingga kita butuh strategi yang multi dimensi satu sisi kita berhadapan dengan milenial yang modern tetapi kita juga berhadapan dengan masyarakat Kabupaten Lebak, Pandeglang meskipun mereka generasi milenial secara usia tetapi dari sisi pendidikan juga masih ngak well come. Jadi menurut saya rumusan strateginya mesti sangat kuat," katanya.

Fitron mengatakan, tangungjawab pada pengendalian penduduk dan keluarga berencana ini berada sepenuhnya di BKKBN. Meskipun BKKBN adalah instansi vertikal, ucap mantan aktivis mahasiswa ini, BKKBN harus memiliki koordinasi yang kuat dan support yang memadai dan koordinasi yang baik dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.

Fitron menyampaikan bahwa pihaknya ingin gubernur, bupati dan wali kota intensif mengajak bicara BKKBN dalam perencanaan pembangunan. Karena BKKBN bukan bicara soal pengendalian penduduk dan keluarga berencana serta tidak semata-mata ngomong harus punya anak dua saja tetapi butuh multi sektoral koordinasi.

Kepala Seksi (Kasi) Kepenghuluan Kanwil Kemenag Provinsi Banten, H Tb Juwaeni menyampaikan bahwa di kementerian agama program-program yang terkait di keluarga sangat banyak, namun hasilnya tidak tampak. Ia mengatakan, embrio terkecil dari negara ini adalah keluarga. Terkait dengan ketahanan keluarga, yang dikhawatirkan adalah perceraian.

AKI dan AKB

Sementara itu, perwakilan IBI Provinsi Banten, Hj Rohanah menyampaikan bahwa AKI dan AKB masih sangat tinggi. Ketika ada permasalah tentang program Bangga Kencana di era milenial adalah salah satu hal yang menjadi tangungjawab kita semua. Tantangan di Provinsi Banten salah satunya angka kejadian anemia ini sangat tinggi sehingga penyumbang stunting, gizi buruk dan lain-lain itu dari ibu-ibu milenial yang akan melahirkan generasi penerus itu anemia.

"Ketika kita melakukan penelitian, hampir 90 persen anak remaja itu anemia dengan jumlah HB dibawah 10 persen. Itu adalah salah satu tantangan sehingga Provinsi Banten mencanagkan gerakan minum tablet tambah darah untuk anak SMP dan SMA. Mudah-mudahan ini adalah salah satu upaya untuk memotog mata rantai kejadian gizi buruk, stunting dan lain-lain di Provinsi Banten," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya sedang mengerakan tentang calon pengantin (catin) sehat. Jadi, melalui Kemenag IBI menggelar penyuluhan-penyuluhan kespro sehingga kalau si calon pengantin ini belum mendapat kan penyuluhan, belum ada imunisasi, itu merupakan prasyarat mereka untuk menikah. Pada saat penyuluhan kita juga akan informasikan tentang KB juga. Sehingga yang didapatkan tagline nya tentang Indonesia Sehat adalah generasi sehat Indonesia unggul.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x