Informasi Bahaya Covid-19 Simpang Siur, Penolakan ‘Rapid Test’ Meluas

- 17 Juni 2020, 09:15 WIB

SERANG, (KB).- Penolakan rapid test meluas. Setelah ratusan warga Kampung Masigit, Kelurahan Masjid Priyai, Kecamatan Kasemen yang mengungsi untuk menghindari rapid test, kini Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Serang menolak metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi untuk melawan virus corona tersebut.

Presidium FSPP Kota Serang Enting Abdul Karim mengatakan, atas dasar adanya ketidakpercayaan itu, maka pihaknya berinisiatif membuat video penolakan.

"Sebetulnya berawal dari ketakutan saja, ketakutan para kiai, para ulama terhadap rapid test, atau mungkin juga berawal dari ketidakpercayaan terhadap rapid test," kata Enting kepada wartawan, Selasa (16/6/2020).

Baca Juga : Hindari Rapid Tes Massal, Ratusan Warga Priyai Mengungsi

Selain itu, ucap dia, informasi terkait bahaya dari Covid-19 simpang siur. Bahkan, banyak yang menyatakan Covid-19 tidak sebahaya flu burung dan obatnya cukup dengan vitamin C, banyak terkena sinar matahari dan berolah raga.

"Alasannya jadi simpang siurnya informasi penyakit ini, kemudian kiainya berawal dari ketakutan. Akhirnya kalau takut kita tolak saja, dan dibikin video," ucapnya.

Penolakan dalam video yang beredar, ujar dia, termasuk anggota FSPP se-Banten. Untuk jumlah anggota FSPP Kota Serang sendiri mencapai 221 pesantren. Setelah adanya pernyataan penolakan itu, pihaknya akan turun ke lokasi jika ada rapid test terhadap kiai di Kota Serang.

"Itu kita baru sekadar warning, kalau sampai terjadi kejadian, kita akan turun langsung ke tempat dimana diterapkan rapid test," ujarnya.

Lakukan pendekatan

Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Serang Hari W Pamungkas mengatakan akan melakukan komunikasi dan pendekatan secara persuasif kepada pihak yang melakukan penolakan.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x