"Dalam urusan asuransi, baik syari dan tidak syari, biasanya yang diajarkan adalah bagaimana membayar sesuatu untuk mendapatkannya sesuatu," ujar Buya Yahya.
Hal tersebut, keluar dari dasar asal akad tabarruk, yang semesti orang baik pengguna maupun yang menyalurkan asuransi khususnya syari adalah disaat ingin membantu seseorang bukan karena berharap sakit melainkan berharap ingin membantu.
"Jika suatu ketika sakit dibantu maka itu adalah dalam managemen dan ada perjanjiannya seperti itu, jangan sampai niat membayar asuransi untuk sakit, ini egois semuanya," ucap Buya Yahya.
Ini yang perlu digaris bawahi, rata-rata asuransi yang ada ini menanamkan egois, bukan keridhoan untuk membantu orang lain.
Harusnya, dalam asuransi ini baik perusahaan atau individu yang terlibat harus ditekankan, dia memberikan sesuatu atau membayar, dia ingat bahwa dirinya membayar untuk membantu saudara, bukan ego.
Baca Juga: Tersambar Petir, Atap Rumah Warga Masigit Kota Cilegon Hancur Berantakan
Bahkan, dalam contoh kasus juga ada asuransi mobil, yang tidak menabrak, hanya karena mobilnya lecet sedikit, ditabrakin agar bisa menguatkan bukti untuk bisa komplain dan mendapatkan asuransi mobil tersebut.
Untuk itulah dalam melakukan asuransi, sebaiknya ditanamkan bukan karena ingin membayar atas dasar ingin menerima yang nantinya menimbulkan kekecewaan saat tidak dapat sesuai dengan yang diinginkan dan mestinya tanamkankan sikap atau prinsip atas dasar tolong menolong.***