Network
Baca Juga : Tingkatkan Produktivitas dan Ketahanan Pangan, 'Better Life Farming' Jangkau Petani Milenial
Dia menjelaskan, dari sisi perkembangan harga, terjaganya pasokan komoditas volatile food didukung dengan semakin kuatnya langkah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten/kota, yang mampu menjaga inflasi Provinsi Banten tetap stabil.
Inflasi Provinsi Banten pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 1,63 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan historis inflasi 3 tahun terakhir maupun inflasi triwulan II 2020 yang masing-masing sebesar 3,46 persen (yoy) dan 2,49 persen (yoy).
“Penurunan Iaju inflasi pada triwulan III didorong oleh menurunnya tekanan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan tersedianya pasokan yang cukup di pasaran. Meski masih berlangsungnya PSBB di beberapa wilayah di Provinsi Banten," tuturnya.
Baca Juga : PUB Ajak Media Massa Dorong Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah
Bahkan, kata Erwin, hingga November 2020, tercatat inflasi Banten sebesar 1,43 persen secara year on year (yoy) atau 1,23 persen secara year to date. Dengan perkembangan tersebut, diperkirakan inflasi Banten pada tahun 2020 berada di bawah batas koridor inflasi nasional.
Seiring dengan tumbuhnya ekonomi Banten, transaksi sistem pembayaran (SP) baik tunai maupun nontunai terus terjaga lancar, aman dan andal. Dari sisi sistem pembayaran tunai, pada triwulan III 2020, total perputaran uang melalui KPw BI Banten tercatat mengalami net outflow atau arus modal keluar neto sebesar Rp1,74 triliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,71 triliun.
“Net outflow tersebut mencerminkan tetap tingginya kebutuhan uang tunai sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi di triwulan III 2020, termasuk terdapatnya pengeluaran pemerintah untuk jaring pengaman sosial (JPS) dan layanan kesehatan khususnya menghadapi pandemi Covid-19,” ucapnya.***
