Lukisan The Scream Karya Edvard Munch dan Letusan Gunung Krakatau, Ternyata Begini Ceritanya

17 Februari 2022, 14:48 WIB
Perubahan warna alam pada lukisan The Scream karya Edvard Munch diduga akibat letusan Gunung Krakatau. /Perlinator/pixabay.com

KABAR BANTEN - Lukisan The Scream karya Edvard Munch dan letusan Gunung Krakatau apa hubunganya, ini yang jarang atau tidak banyak diketahui.

Padahal dalam lukisan The Scream tidak ada objek Gunung Krakatau yang sedang meletus atau gambaran peristiwa amukan gunung tersebut.

Edvard Munch juga tidak menyinggung letusan Gunung Krakatau dalam lukisannya atau memberikan penjelasan peristiwa letusan yang maha dahsyat itu.

Lukisan The Scream karya Edvard Munch menggambarkan seorang pria memegang kepalanya dengan ketakukan dan menjadikan lukisan tersebut masuk dalam jajaran lukisan termahal di dunia.

Mahakarya ekspresionisme lukisan The Scream dapat dilihat di Museum Nasional Oslo, orang-orang yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi museum tersebut bisa berdiri lama mengamati lukisan yang terkenal dalam waktu yang lama.

Lukisan The Scream ada beberapa versi, versi tempera di atas karton berukuran 83,5 x 66 cm, sebelumnya terdapat di Museum Munch, Oslo, Norwegia dan sebuah lukisan minyak, tempera, dan pastel di atas karton berukuran 91 x 73,5 cm terdapat di Galeri Nasional yang juga di Oslo.

Baca Juga: Sejak Kapan Jazirah Arab Dihuni Manusia? Ini yang Dikataan Para Peneliti

Menurut para pengamat seni, lukisan The Scream benar-benar memiliki efek hipnotis, bahkan reproduksi The Scream dalam cetak atau digital tidak membuat siapa pun berlalu begitu saja.

Tampaknya bagi semua orang bahwa sosok di jembatan tersebut berteriak ngeri, ketakutan oleh beberapa fenomena alam yang langka.

Ada yang mengatakan, bahwa lingkunganlah yang membuat orang tersebut ketakutan, namun orang-orang dari kejauhan yang berjalan di jembatan tersebut cukup tenang, jika ada bahaya, tentu orang-orang akan lari meninggalkan tempat tersebut.

Edvard Munch sendiri membenarkan asumsi tersebut, dalam memoarnya, sang seniman mengakui bahwa ide membuat lukisan The Scream, datang pada saat berjalan-jalan dengan dua temannya.

Alam di garis lintang Skandinavia dapat berubah dengan cepat, saat cerah dengan tiba-tiba berubah warnanya, kemudian pada satu titik langit di siang hari bolong menjadi senja yang suram, beberapa saat kemudian berubah menjadi ungu.

Baca Juga: Sepak Bola dan Propaganda, Ini yang Dilakukan Benito Mussolini Diktator Italia

Edvard Munch sendiri tidak bisa menjelaskan fenomena alam yang dilihatnya saat berjalan-jalan, namun beberapa ahli percaya bahwa perubahan alam tersebut akibat letusan Gunung Krakatau.

Diduga, abu yang terlempar dari Gunung Krakatau menyebar ke berbagai belahan bumi, bahkan bertahun-tahun setelah letusan, matahari tenggelam dengan pemandangan warna yang misterius dan menakutkan pada di siang hari bolong.

Letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 membuat sebagian besar pulau di sekitarnya hilang dan dua periga bagian dari gunung Krakatau runtuh.

Letusan Gunung Krakatau yang hebat juga mengakibatkan perubahan suhu udara dan iklim dunia pada saat itu, perubahan terjadi di beberapa wilayah Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.

Tetapi para ilmuwan Inggris percaya bahwa Edvard Munch bisa saja menyaksikan pembentukan awan mutiara stratosfer, sebuah fenomena yang melekat di garis lintang utara pada awal tahun kalender.

Versi ini tampaknya lebih masuk akal, tetapi orang-orang di akhir abad ke-19, sebagian besar, hanya tahu sedikit tentang fenomena alam yang langka, termasuk Edvard Munch.

Baca Juga: Sejarah Wu Zetian Satu-satunya Kaisar Wanita Cina, Ternyata Dulunya Begini

Sebagai seniman, Edvard Munch hanya menggambarkan ketakutan seseorang yang dihadapkan pada anomali alam yang mengerikan, pada karya tersebut ia penjelasan, "Saya merasakan bagaimana alam berteriak bahwa ada kekuatan."

Namun, judul draf pertama lukisan tersebut berbeda, Edvard Munch menandatangani karyanya dengan judul Cry of Nature, belakangan sang pelukis memutuskan untuk mempersingkat judulnya dengan satu kata.

Banyak orang percaya bahwa jeritan itu berasal dari objek di jembatan, namun pada kenyataannya, orang yang menjadi objek lukisan menutup telinga dengan tangan agar tidak mendengar jeritan di sekitarnya.

Orang tersebut membuka mulutnya karena terkejut, perlu dicatat, bahwa Edvard Munch suka membuat litografi dari lukisannya sendiri, termasuk lukisan The Scream.

Baca Juga: Adolf Hitler Pemimpin Nazi yang Bercita-cita Ingin Jadi Seniman, Akhirnya Malah Jadi Ini

Edvard Munch sendiri membuat setidaknya lima lusin cetakan hitam-putih The Scream, beberapa litografi sebagian menjadi milik para kolektor.

Cetakan langka ini juga disertai keterangan Edvard Munch, yang menjelaskan bahwa orang dalam lukisan tidak menangis, tetapi mendengarnya.

Dan inilah fakta menarik lainnya, tempat yang terekam dalam lukisan The Scream memang ambigu, sebab tidak jauh dari jembatan ada rumah jagal dan rumah sakit jiwa.

Ada kemungkinan teriakan yang datang dari sana ditumpahkan pada fenomena alam yang menakutkan, dan peristiwa tersebut disaksikan Edvard Munch, hasilnya adalah sebuah mahakarya yang mampu mengungguli sebagian besar film modern bergenre horor.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler