Sekolah Tatap Muka Berantakan, Belajar Online Kelamaan, Ngeri! Kini Anak Jadi Kecanduan ini

9 Januari 2021, 06:26 WIB
Murid MI Hidayatul Athfal mendapatkan kartu data kuota internet yang diberikan langsung oleh wali kelas 5, di MI Hidayatul Athfal Kota Serang, Sabtu 26 September 2020 /Denis Asria/

KABAR BANTEN - Pandemi Covid-19 yang memaksa anak belajar dari rumah atau sekolah online yang mengandalkan fasilitas internet, memunculkan ancaman yang baru dan mengerikan bagi dunia pendidikan.

Belajar di rumah yang sudah melelahkan dan membosankan, kini anak-anak yang terjebak dalam kegemaran atau kecanduan gawai menjadi fakta mengerikan dunia pendidikan ke depan.

Sekolah tatap muka yang sudah dipersiapkan untuk awal tahun 2021, kembali berantakan setelah kasus Covid-19 kembali melonjak di penghujung tahun 2020.

Baca Juga: Pandemi Covid-19: Jelang Vaksinasi, Lima Faskes di Kota Cilegon Tutup Sementara

Hal tersebut disinggung Guru Besar IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Prof Dr Ali Khomsan dalam pendapat tertulisnya, yang dukutip Kabar Banten dari website resmi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, ipb.ac.id. 

Menurut dia, tantangan lain di tahun 2021 adalah semakin banyaknya anak usia sekolah yang melek teknologi.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Cina Suci dan Halal, MUI Banten : Masyarakat tak Perlu Ragu Lagi

Kegemaran menggunakan gadget untuk mrdia sosial dan bermain game, kata dia, harus aiarahkan.

“Ini harus diarahkan agar kegemaran menggunakan gadget tidak hanya untuk media sosial atau bermain game. Gadget dapat menjadi sumber informasi dan teknologi. Ini akan membuat anak-anak kita menjadi lebih terampil," jelas Prof Ali.

Baca Juga: Sebut-sebut Pendekar Banten, Berikut Pesan Kapolda Banten Irjen Pol Rudy kepada Jajarannya

Dengan akses internet yang mudah, lanjutnya, siswa tidak perlu lagi mengandalkan sistem hafalan untuk menguasai informasi. 

Dunia pendidikan, dalam pandnagan dia, sebenarnya harus mendorong anak-anak untuk lebih berani mengemukakan pendapat dan meningkatkan kemampuan analisisnya. 

Baca Juga: Cara Cek Mendapatkan BLT UMKM 2021, tak Perlu Repot ke Bank, Cukup Login eform.bri.co.id

“Saat terjadi pandemi, beban siswa semakin berat. Di beberapa daerah terdapat jaringan internet yang tidak stabil sehingga mereka sulit mengikuti pelajaran secara online, ”ujar Prof Ali Khomsan.

Ia menjelaskan, belajar secara tuntas dari rumah juga menjadi beban bagi orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua harus mengawasi anaknya saat belajar online dan seringkali harus membimbing anaknya dalam mengerjakan PR.

Baca Juga: Cara Mengajukan BLT UMKM 2021 Sebesar Rp2,4 Juta, Segera Lengkapi Syaratnya, Mudah Kok!

Orang tua juga stres memikirkan pekerjaan rumah anaknya, selain memikirkan pendapatan dan uang yang dikeluarkan semakin berkurang karena sektor ekonomi belum pulih.

“Wabah COVID-19 yang telah menyebar di hampir semua negara di dunia telah menyebabkan kelelahan psikologis yang luar biasa bagi semua orang termasuk pelajar,” kata Prof Ali.

Baca Juga: PSBB Jawa Bali: Tiga Daerah di Banten Diberlakukan Pembatasan, Berikut Penjelasannya

Ia berharap situasi pandemi dan sistem pembelajaran online tidak mengurangi kehidupan sosial anak. 

Dunia yang semakin kompetitif menuntut individu dengan kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi. EQ (bukan IQ) dalam kehidupan modern dianggap lebih bisa diprediksi untuk kesuksesan seseorang.

Baca Juga: Didorong Ayahnya Maju di Pilgub Banten, Anak Irna Narulita Jadi Sorotan, Kiprahnya Bikin Penasaran

“Tantangan dunia pendidikan pada tahun 2021 adalah menghasilkan anak Indonesia yang memiliki kemampuan bekerjasama (teamwork), mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, dapat berkomunikasi dengan baik, berpikir kreatif, berjiwa kepemimpinan, dan bermotivasi tinggi,” Prof Ali menjelaskan.

Prof Ali juga menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang siap menjadi pekerja, tetapi SDM yang berjiwa wirausaha, berfikir efektif dan efisien, dan lebih dari itu semua adalah adanya karakter positif (disiplin, kerja keras, kejujuran) melekat kuat di dalamnya.

Baca Juga: Syafrudin Ungkap Alasan Pilih Nanang Jadi Sekda Kota Serang

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengakui bahwaTahun 2020 adalah tahun yang penuh tantangan.

Namun tim di Kemendikbud, kata dia, selalu bekerja keras agar lebih banyak lagi masyarakat yang menerima manfaat dari transformasi yang sedang kita kerjakan.

Baca Juga: Musda ke-5 PAN Pandeglang 2021, Candra: Saya Ingin Besarkan Partai

Pada tahun 2020 Kemendikbud bekerja untuk memastikan peningkatan kualitas pembelajaran tetap berjalan sekaligus memastikan bahwa segala kebutuhan di masa krisis pandemi Covid-19 tetap terpenuhi.

“Prinsip dasar semua terobosan Merdeka Belajar adalah apa yang terbaik bagi para murid dan guru,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, di Jakarta, dikutip Kabar Banten dari kemdikbud.go.id.

Baca Juga: PKB Kabupaten Serang Dukung Sosok Ini untuk Pimpin DPW PKB Banten

Sepanjang tahun 2020 Kemendikbud menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga episode keenam. 

Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).

Baca Juga: 10.221 KK di Banten Terima SK Pengelolaan, 18.102 Hektare Hutan Diserahkan, Presiden Ingatkan Ini

Selain itu, mengganti Ujian Nasional (UN), penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

“Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” kata Mendikbud.***

Editor: Rifki Suharyadi

Tags

Terkini

Terpopuler