Sambut 17 Agustus HUT ke 77 RI, Kenang Perjuangan Sukarno: Ternyata Pernah 7 Kali Dipenjara dan Diasingkan

14 Agustus 2022, 15:11 WIB
Sukarno dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus pernah 7 kali dipenjara dan diasingkan. /Dokumen Kemendikbud

KABAR BANTEN - Secara fakta, Indonesia telah mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tepat tahun ini, Indonesia akan merayakan HUT ke 77 RI.

Dalam rangka menyambut 17 Agustus HUT ke 77 RI, salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan mengenang jasa para pejuang kemerdekaan, terutama bapak proklamator, sekaligus presiden pertama RI, yaitu Ir Sukarno.

Ketika memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya dapat mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sukarno ternyata pernah 7 kali kali dipenjara dan diasingkan oleh pihak penjajah.

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari YouTube Channel Data Fakta, berikut 7 penjara yang pernah jadi tempat tinggal Sukarno.

1. Lapas Banceuy

Dikutip dari jabar.kemenkumham.go.id, Sukarno pernah dijebloskan selama kurang lebih 8 bulan di Lapas Banceuy ini, tepatnya sejak 29 Desember 1929.

Sukarno bersama tiga rekannya dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yaitu Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja ditangkap karena aktivitas PNI dianggap mengancam Belanda.

Lapas Banceuy sendiri terletak di Kota Bandung meski penangkapan Sukarno dan rekan-rekannya terjadi di Yogyakarta.

Penangkapan Sukarno dan rekannya tersebut terjadi secara paksa saat mereka sedang melakukan kampanye PNI di Yogyakarta.

Ukuran tempat penjara Sukarno di Lapas Banceuy ini pun hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter, tanpa kasur dan tempat tidurnya pun berupa kasur lipat dengan tikar dan beralas besi yang dingin. Bahkan, dalam biografinya, Sukarno menyebutkan bahwa tempat itu seperti peti mati.

2. Lapas Sukamiskin

Lapas Sukamiskin terletak di Kota Bandung dan telah dibangun sejak 1918 di zaman penjajahan Belanda.

Sukarno ditahan di Lapas Sukamiskin selama kurang lebih satu tahun sejak Desember 1930 hingga Desember 1931.

Saat menjalani hukuman di lapas ini, Sukarno mengalami penghinaan, seperti dibatasi membaca buku, digunduli rambutnya, hingga diperlakukan sebagai pekerja kasar.

Sukarno ditahan karena terjadi konflik politik yang bertentangan dengan Penguasa Belanda kala itu.

3. Pulau Ende

Dikutip dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Sukarno diasingkan ke Pulau Ende, Flores pada tanggal 28 Desember 1933 oleh Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge.

Sukarno diasingkan di Pulau ini selama 4 tahun dengan ditemani istrinya, Inggit.

Pengasingan Sukarno ini memberi pengalaman pahit bagi Sukarno, karena ia menjadi terkucilkan oleh sekitar.

Ia dianggap sebagai orang buangan dan orang lain tidak berani untuk bergaul dan mendekatinya.

Bahkan, ia pun dibatasi interaksinya dengan orang golongan atas, termasuk para sahabatnya.

4. Bengkulu

Sukarno diasingkan di Bengkulu selama empat tahun sejak tahun 1938 hingga 1942.

Selama pengasingan ini, Sukarno harus mencari tempat tinggalnya sendiri karena ia tidak diberi tempat tinggal sama sekali oleh Pemerintah Belanda.

Ia dilarang keluar dari Kota Bengkulu dengan radius 40 km. Aktivitas ia pun dibatasi dan diawasi ketat oleh Pemerintah Belanda.

5. Brastagi

Meski telah merdeka dan Sukarno telah resmi menjadi presiden RI, perjuangannya tidak berhenti sampai disitu.

Pada tahun 1948, tepatnya saat terjadi Agresi Militer Belanda kedua, Sukarno diasingkan ke Berastagi, Sumatera Utara, tepatnya Di Desa Lau Gumba, Berastagi, Kabupaten Karo.

Sukarno diasingkan di tempat yang berada di atas bukit dengan luas rumah dengan ukuran 10x20 meter.

Rumah ini pun dipagari oleh pagar besi dengan tentara yang mondar mandir berkeliling di sekitar rumahnya.

Sukarno diasingkan bersama Sutan Syahrir dan H. Agus Salim di Kota ini selama 12 hari lalu dipindahkan karena alasan keamanan ke lokasi dekat Danau Toba selama 2 bulan.

6. Pulau Bangka

Sukarno diasingkan di Pulau Bangka, tepatnya di Kota Mentok bersama Muhammad Hatta.

Sukarno tinggal di tempat peristirahatan perusaan timah di puncak Gunung Menumping.

Meski bangunan ini luas, tetapi tempat tahanan dibatasi oleh kawat dalam ruangan berukuran 4x6 meter.

7. Boven Digoel

Sukarno diasingkan di Penjara alam yang dibuat oleh Belanda yang kemudian dikenal sebagai rumah pengasingan Boven Digoel.

Boven Digoel terletak di Pulau Papua dan lokasinya sangat terpencil di tepi Sungai Digul Hilir Papua bagian selatan.

Selain terpencil, hidupnya Sukarno sebagai tahanan disana juga terancam karena rentan terkena Malaria karena daerah ini dikelilingi hutan yang lebat.

Tidak hanya itu, daerah ini juga dekat dengan Sungai Digul yang merupakan tempat tinggal para buaya.

Demikian kisah perjuangan Sukarno yang ternyata pernah 7 kali dipenjara dan diasingkan dalam upaya meraih dan mempertahankan Kemerdekaan RI. Semoga bermanfaat.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler