KABAR BANTEN - Setiap orang pasti akan melewati masa stres serta depresi, namun kebanyakan dari kita menyalahartikan dan menganggap dua hal tersebut sama.
Padahal, dua hal tersebut memiliki perbedaan, termasuk rasa frustasi yang biasanya disamakan dengan rasa stres dan depresi.
Maka dari itu, kali ini kita akan membahas apa saja perbedaan antara stres, depresi dan juga frustrasi yang terkadang dianggap hal yang sama oleh kebanyakan masyarakat.
Mengutip dari akun instagram @azwafitria, baik stres, frustasi dan depresi ternyata memiliki definisi yang berbeda-beda.
Misalnya, stres yang sudah tidak asing lagi kita dengar dan biasa digunakan ketika seseorang sedang merasakan kebingungan atau pun dilema dalam beberapa hal.
Berdasarkan pengertiannya, dari Robins pada tahun 2001, stres merupakan suatu kondisi yang menekan keadaan psikis atau psikologi seseorang dalam mencapai sesuatu kesempatan.
Perasaan yang campur aduk serta kebingungan yang cukup mendalam dirasakan oleh seseorang akan menimbulkan rasa stres.
Hal itu dirasakan ketika seseorang memiliki kesempatan di mana untuk mencapainya terdapat batasan atau penghalang yang tidak bisa diterima oleh orang bersangkutan karena dianggap terlalu sulit.
Maka, stres akan muncul karena adanya tekanan psikis secara emosional pada seseorang tersebut, seperti ketika memiliki beban tugas da tanggung jawab yang cukup besar.
Kemudian, frustasi adalah perasaan marah yang berasal dari stres dan rasa kecewa yang cukup mendalam karena tidak dapat memenuhi hal tersebut.
Rasa kecewa muncul karena ketidakmampuan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, sehingga hanya bisa diluapkan dengan cara marah yang berujung frustasi.
Itu terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan dengan realita yang terjadi atau dihadapi.
Sedangkan rasa depresi adanya perasaan stres dan frustasi, namun tidak bisa melakukan apa-apa serta menjadi perasaan yang timbul adalah sedih hingga putus asa yang mendalam.
Gangguan suasana hati itulah yang menjadikan seseorang dinyatakan mengalami depresi jika sudah melewati batas dua pekan merasa sedih.
Lebih parahnya lagi, ketika seseorang sudah merasakan putus harapan dan tidak berharga, orang tersebut akan melakukan hal-hal di luar nalar, dan berujung mengakhiri hidupnya. ***