KABAR BANTEN – Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyiapkan mitigasi terintegrasi menghadapi potensi tsunami Selatan Jawa.
Mitigasi terintegrasi yang dilakukan BNPB tersebut yakni dengan membangun greenbelt atau sabuk hijau.
Menurut BNPB, pembangunan sabuk hijau ini akan dilakukan pada 2021 dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Dengan pembangunan greenbelt atau sabuk hijau ini diharapkan mencegah penetrasi gelombang tsunami tidak terlalu jauh ke arah darat sehingga dapat meminimalisasi korban dan kerusakan di daratan.
Baca Juga : Dua Tahun Tsunami Selat Sunda, Dari Pulau Rusak Ekstrem Hingga Temuan di Pantai Banten
Sebagaimana diketahui, hasil riset mengungkap ancaman gempa bumi dengan kekuatan besar atau megatrust hingga 9,1 magnitudo atau gempa megatrust mengancam wilayah selatan Jawa dan berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel dengan judul “Gempa Magnitudo 9,1 Ancam Selatan Jawa, Tsunami Berpotensi Sapu Pesisir Banten Sampai Jawa Timur”, Selasa 29 Desember 2020, greenbelt atau sabuk hijau yang akan dibangun merupakan gugusan tanaman yang mengkombinasikan dua jenis pohon, yaitu mangrove dan pohon palaka.
Mangrove ditanam di sisi menghadap ke laut dengan jenis pandanus atau jenis mangrove lain yang bisa tumbuh di substrat pasir.
Baca Juga : Terpasang Sejak 2009, BMKG Cek Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami, Begini Kondisinya