Potensi Tsunami Pasca-Gempa M 6,1 Maluku Tengah, Ditemukan Bukti Ini di Tanjung Mahu Dekat dengan Episenter

- 17 Juni 2021, 15:41 WIB
Salah satu bukti adanya longsoran yang dipicu gempa M6,0 hingga kemudian memicu tsunami kecil di Tanjung Mahu.
Salah satu bukti adanya longsoran yang dipicu gempa M6,0 hingga kemudian memicu tsunami kecil di Tanjung Mahu. /Tangkapan layar Twitter @DaryonoBMKG

KABAR BANTEN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyatakan potensi tsunami pasca-gempa berkekuatan M 6,1 Maluku Tengah, Rabu, 16 Juni 2021 pukul 11.43 WIB.

Pusat gempa M 6,1 Maluku Tengah yang berada pada kedalaman 10 kilometer dengan jarak 67 kilometer tenggara Maluku Tengah tersebut, awalnya tak berpotensi tsunami.

Namun, BMKG memperbarui keterangan potensi tsunami pasca-gempa berkekuatan M 6,1 Maluku Tengah tersebut.

Baca Juga: Kemungkinan Terjadinya Gempa dan Tsunami, BMKG Serang Didatangi DPR RI, Diminta Tingkatkan Peralatan

Berdasarkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity pada peta guncangan, BMKG mengidentifikasi Tehoru, Masohi, Bula dan Kairatu berada pada III MMI dan Ambon II MMI.

Skala III MMI menggambarkan getaran yang dirasakan nyata oleh warga di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.  

Bukti longsoran yang dipicu gempa M 6,1 yang kemudian memicu tsunami kecil, ditemukan di Tanjung Mahu, antara Tehoru dan Saunulu.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam akun twitternya @DaryonoBMKG, menunjukkan salah satu bukti adanya longsoran yang dipicu gempa M6,0 hingga kemudian memicu tsunami kecil.

“Foto ini dapat menjadi salahsatu bukti adanya longsoran dipicu gempa M6,0 yang kemudian memicu tsunami kecil. Lokasi di Tanjung Mahu, antara Tehoru dan Saunulu yang berdekatan dengan episenter,” tulis Daryono.

Begitu juga dengan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang melaporkan kerusakan di Toheru dan Saunulu

Berdasarkan data BNPB hingga Kamis, 17 Juni 2021 pukul 10.00 WIB, tercatat 150 rumah mengalami kerusakan dengan tingkat ringan atau rusak ringan.

 Baca Juga: Potensi Gempa Bumi dan Tsunami, Gugus Mitigasi Baksel Desak Dewan Terbitkan Perda Pengurangan Resiko Bencana

BNPB memonitor kerusakan rumah terjadi di beberapa negeri, seperti di Negeri Saunulu 70 unit, Mahu 25, Haya 20, Yaputi 15, Pasalolu 12 dan Tehoru 8.

Di samping kerusakan rumah, gempa mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur publik. BNPB mendapatkan laporan bahwa masjid dan gereja rusak ringan di Negeri Saunulu masing-masing 1 unit. Kerusakan juga terjadi pada talud dan mushola di Negeri Tehoru.

Sementara itu, BNPB memonitor bahwa sebagian warga Desa Yaputi yang sempat mengungsi ke tempat tinggi telah kembali ke rumah masing-masing.

Tercatat warga yang masih mengungsi dari Negeri Yaputi sebanyak 432 KK (2.018 jiwa). Namun, sebagian warga di tempat lain masih ada yang mengungsi sementara.

Data sementara BNPB mencatat 871 KK (4.112 jiwa) masih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Warga dari negeri lain yang mengungsi yaitu Negeri Tehoru (129 KK/758 jiwa) dan Saunulu (310 KK/1.336 jiwa). 

Baca Juga: Jauhi Pantai! BMKG Serukan Waspada Potensi Tsunami Usai Gempa M 6,1 Guncang Maluku Tengah

Setelah kejadian gempa yang terjadi Rabu siang (16/6), sekitar pukul 11.43 WIB, BPBD Kabupaten Maluku Tengah mengerahkan personel tim reaksi cepat (TRC) untuk kaji cepat di lapangan.

Sebelumnya, BNPB menginformasikan bahwa gempa dengan magnitudo (M)6,1 mengakibatkan guncangan kuat yang dirasakan warga di kepulauan Maluku.

Guncangan dirasakan warga di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat dan Kota Ambon. Masyarakat merasakan guncangan gempa dengan kekuatan yang berbeda. 

 

Berdasarkan catatan BNPB dalam kurun waktu 10 tahun, gempa bersifat merusak terjadi di wilayah kepulauan Maluku, seperti pada 2019 dan 2020.

Baca Juga: Di Zona Megathrust Sunda, BMKG: Tiga Daerah Ini Lebih Aktif, Waspada Gempa Destruktif dan Tsunami

Pada September 2019 lalu, gempa dengan M6,8 mengguncang Kabupaten Maluku Tengah kala itu. BNPB mencatat rumah masyarakat di tiga kecamatan di kabupaten ini mengalami banyak kerusakan. Sebanyak 9.006 unit rumah mengalami rusak, sedangkan ribuan warga luka-luka.***

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah