Lempeng Indo-Australia Bergerak ke Arah Utara, di Kedalaman Pulau Ini Ditemukan Slab, Begini Penjelasan BMKG

- 26 Juni 2021, 18:43 WIB
Peta tektonik Indonesia.
Peta tektonik Indonesia. /balai3.denpasar.bmkg.go.id

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik.

Baca Juga: Jauhi Pantai! BMKG Serukan Waspada Potensi Tsunami Usai Gempa M 6,1 Guncang Maluku Tengah

Ketiga lempeng tektonik itu adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Jalur pertemuan lempeng berada di laut, sehingga akan berpotensi menimbulkan tsunami apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal.

Pergerakan Lempeng Indo-Australia ke arah Lempeng Eurasia pertama kali di estimasi melelui penelitian Global Positioning System (GPS) pada tahun 1989.

Hasilnya, gerakan relatif pulau Chrismast yang berada di lempeng Indo-Australia terhadap Jawa Barat yang berada di lempeng Eurasia sebesar 67±7 mm per tahun.

Baca Juga: Di Zona Megathrust Sunda, BMKG: Tiga Daerah Ini Lebih Aktif, Waspada Gempa Destruktif dan Tsunami

Dengan arah N11°E±4° (Tregoning et al, 1994), hasil ini mendekati hasil yang dihitung secara teoritis dengan menggunakan model NUVEL-1 yaitu sebesar 71 mm per tahun dengan arah lebih ke utara dari N20°E±3° (DeMets et al, 1990).

Maka dengan kondisi yang demikian, akan mengakibatkan Pulau Bali sebagai salah satu daerah yang mempunyai tingkat kegempaan yang cukup tinggi.

Hal itu berkaitan dengan subduksi lempeng di bawah Paparan sunda dan aktifitas tepi benua Australia.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x