Mengungkap Mistik 17 Agustus, Angka Suci Hari Kemerdekaan Indonesia, Kisah Dibalik Detik-Detik Proklamasi

- 10 Agustus 2022, 11:38 WIB
Ilustrasi-Sebuah mistik 17 Agustus, tanggal yang dipilih sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia jelang detik-detik proklmasi yang dibacakan Ir. Soekarno.
Ilustrasi-Sebuah mistik 17 Agustus, tanggal yang dipilih sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia jelang detik-detik proklmasi yang dibacakan Ir. Soekarno. /Kolase foto Dok. Arsip Nasional RI/

Siang itu, perdabatan panas berlangsung antara para pemuda dengan Bung Karno dan Bung Hatta: Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu....

Lalu apa ? teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala dan membuat semua terkejut hingga tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.

Namun Bung Karno akhirnya kembali duduk, setelah suasana kembali tenang. Dengan suara rendah ia mulai berbicara: Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang  tepat. Di  Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan  ini untuk dijalankan tanggal 17”.

Soekarno pun menjelaskan mengapa justru diambil tanggal 17 setelah diberondong pertanyaan Sukarmi: Mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ? tanya Sukarni. 

Di Sinilah Bung Karno menjawab mengapa memilih tanggal 17 Agustus untuk memproklamasikan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci.

Pertama-tama kita sedang  berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua  berpuasa, ini berarti saat yang paling suci  bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat Legi, Jumat yang berbahagia, Jumat  suci. Al-Quran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat. Oleh karena itu, kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia .

Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61). ***

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: setneg.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x