Pertemuan ABIS 2020, Jokowi Paparkan Jurus Atasi Gelombang PHK

- 14 November 2020, 20:29 WIB
Presiden Jokowi menjadi pembicara  ASEAN Business and Investment Summit 2020.
Presiden Jokowi menjadi pembicara ASEAN Business and Investment Summit 2020. /setkab.go.id

KABAR BANTEN - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memamparkan jurus jitu Indonesia dalam menangani Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menjadi salah satu pembicara kunci dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 (ABIS 2020) bertema “Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive" yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam, Jumat 14 November 2020.

Acara ini diselenggarakan Pemerintah Vietnam dan Kadin Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN. Hadir dalam acara itu lebih dari 350 orang peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring.

Baca Juga : Kapolri : Selamatkan Diri Sendiri dan Orang Lain dengan Protokol Kesehatan

Selain Presiden Jokowi, beberapa kepala negara lain tampil sebagai pembicara dalam acara ini antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand serta Premier RRT.

ABIS merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dengan mengundang Kepala Negara ASEAN, mitra, think- tank, scholars, dan para CEO dari berbagai sektor usaha.

Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi terhadap tantangan dunia terutama yang mempengaruhi dunia usaha saat ini.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi Covid-19, lebih dari 30 juta orang di ASEAN terancam PHK, sehngga semua kalkulasi bisnis dan ekonomi harus dihitung ulang.

Baca Juga : Tolak Dijadikan Rumah Singgah Covid-19, Warga Usir Petugas Kesehatan saat Cek Rusunawa Margaluyu

“Pentingnya optimisme, karena di tengah kesulitan terdapat kesempatan, salah satunya adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang, dimana banyak aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan harus dilakukan secara virtual,” kata Presiden Jokowi dikutip KabarBanten.com dari laman Kementerian Luar Negeri, Sabtu 14 November 2020.

Presiden Jokowi mengatakan, potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai USD 200 miliar pada tahun 2025, baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital. Presiden juga melihat masih besarnya kesenjangan digital diantara negara-negara ASEAN.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Kepala Negara menyampaikan 3 poin utama yang penting untuk didorong dalam pemanfaatan teknologi digital di ASEAN.

Pertama, revolusi digital yang inklusif. Presiden menekankan bahwa akses, keterjangkauan dan kapasitas merupakan 3 kunci utama agar demokratisasi digital dapat berjalan.

Baca Juga : WHO Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Polio Buatan Bio Farma

“Dalam kaitan ini, infrastruktur digital yang disertai pengembangan kapasitas SDM perlu untuk dipersiapkan secara matang,” jelasnya.

Kedua, perlunya ASEAN untuk menjadi pemain besar, dan bukan hanya pasar dalam ekonomi berbasis digital. Presiden RI menyatakan bahwa ekonomi digital harus dapat membantu UMKM masuk dalam rantai pasok global, karena UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN (89-99% dari ekonomi ASEAN).

“Percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perkonomian kawasan,” ujar Presiden Jokowi.

Ketiga, penguatan sinergi guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif. Dalam hal ini, Presiden Jokowi mendorong, penguatan kerja sama kawasan untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, menciptakan sinergi regulasi perdagangan digital serta kolaborasi kemitraan antara Pemerintah dan Swasta untuk memperkuat konektivitas kawasan.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Kemenlu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x