Begini Profil Singkat dan Sederet Prestasi Atalanta yang Patut Diwaspadai Juventus di Coppa Italia

13 Februari 2021, 18:12 WIB
Skuat utama Atalanta. /Instagram @atalantabc

KABAR BANTEN - Walaupun ajang final Coppa Italia 2020/2021 masih panjang. Tapi, Andrea Pirlo harus waspada terhadap tim kuda hitam, Atalanta. Pasalnya, banyak torehan prestasi yang diraih Atalanta semenjak musim 2018 sampai 2021 ini.

Berikut rangkuman Kabar Banten tentang profil dan deretan prestasi yang diraih Atalanta:

1. Mendapat tiket ke Liga Champions 2019/2020 tercatat sebagai sejarah penting bagi klub tersebut, karena ini adalah yang pertama kalinya dalam 111 tahun sejak mereka lahir pada 17 Oktober 1907 silam. Performa Atalanta di Serie A Italia musim lalu benar-benar gemilang. Beberapa klub raksasa di ‘Negeri Pizza’ pun sempat berhasil mereka taklukkan, di antaranya seperti Inter Milan dan SS Lazio.

Tim dengan julukan La Dela Italia ini sudah sudah dua kali bertarung di Liga Champions 2019/2020. Seperti biasa, Juventus jadi salah satunya, setelah memenangkan scudetto untuk yang kedelapan kali secara berturut-turut. Kemudian, ada pula Napoli dan Inter Milan, seperti formasi musim lalu. Tiket terakhir dipegang oleh wakil baru, yakni sang kuda hitam Atalanta. Berikut lima fakta tentang klub tersebut.

Baca Juga: Final Coppa Italia, Ajang Menakar Performa Juventus di Liga Champions

2. Sebelumnya, Atalanta hanya pernah mencicipi kompetisi kasta kedua Eropa, Liga Europa, juga di Piala UEFA dan Piala Winners di era 2000an. Mereka bermain di Liga Europa 2017/2018 setelah mendapat satu tiket lolos otomatis. Meski jadi debutan, klub berjuluk Gli Orobici itu mampu tampil apik dengan 4 kali menang dan tanpa kalah hingga keluar sebagai juara grup. Sayang, mereka gagal di fase gugur.

Menariknya, prestasi itu tercatat pula sebagai rekor baru dalam sejarah Atalanta, jadi pencapaian tertinggi mereka di Serie A Italia.

Baca Juga: Final Coppa Italia Juventus vs Atalanta, Mampukah Cristiano Ronaldo Kembali Renggut Tropi?

3. Finis di posisi ketiga Serie A musim 2017/2018. Sebelumnya, posisi terbaik tim yang dinahkodai oleh Gasperini ini hanya finish di posisi 4 musim 2016/2017. Namun, catatan mereka saat itu lebih baik dengan meraih 72 poin hasil 21 menang dan 9 imbang. Sedang musim ini hanya meraup 66 poin hasil 20 menang dan 9 imbang.

Atalanta sendiri sebenarnya juga bukan tim langganan yang selalu bermain di Serie A Italia. Mereka baru kembali ke kompetisi tertinggi di ‘Negeri Menara Pisa’ itu pada musim 2011/2012 lalu, setelah menjuarai Serie B Italia di musim sebelumnya. Ketika itu, klub yang bermarkas di Stadio Atleti Azzurri d’Italia tersebut tampil sebagai jawara liga, mengulang lima pencapaian yang sama pada masa lalu.

Baca Juga: Waduh! Jadi Pahlawan Juventus, Ronaldo dan Pirlo Malah Bersitegang

Bahkan seperti yang dilansir dari Football Italia, pada awal era 1980-an Atalanta pun sempat bermain di kompetisi Serie C1 Italia, sebelum menjadi juara dan promosi ke Serie B Italia. Menariknya, dalam tiga musim terakhir mereka tampil perkasa dengan selalu bersaing dalam perebutan tike ke kompetisi Eropa. Pada musim 2017/2018, Atalanta juga berhasil ke Liga Europa setelah finish di posisi 7 liga, meski gagal di babak kualifikasi.

Selain pernah 6 kali menjuarai Serie B Italia dan sekali memenangkan Serie C1 Italia, tak banyak lagi piala yang tersimpan dalam lemari koleksi mereka. Atalanta memang bukanlah tim besar. Praktis, hanya ada satu trofi tambahan ketika mereka memenangkan Piala Italia pada 56 tahun yang lalu, tepatnya musim 1962/1963. Itu pula satu-satunya trofi bergensi yang selama ini pernah mereka raih.

Baca Juga: Ini Alasan Shin Tae-yong Belum 'Pulangkan' Penggawa dari Luar Negeri Ikut TC SEA Games 2021

4. Musim lalu sebenarnya tim yang sekarang ditangani oleh Gian Piero Gasperini itu punya kesempatan untuk mengulang lagi prestasi tersebut. Mereka sukses menembus final Piala Italia 2018/2019 lewat perjalanan yang luar biasa, salah satunya menaklukkan tim raksasa Italia Juventus dengan skor 3-0 di babak perempat final. Sayangnya, Atalanta gagal tampil sebagai juara setelah kalah 0-2 dari SS Lazio.

Baca Juga: SEA Games 2021: Kahar Kalu Muzakkar Menyusul Dipanggil Shin Tae-yong

5. Jika melihat komposisi skuat Atalanta musim ini, tak satu pun pemain bintang papan atas yang jadi andalan mereka. Bahkan, hanya satu-dua pemain yang cukup berpengalaman di Serie A Italia. Salah satunya adalah Duvan Zapata yang menjadi pencetak gol terbanyak klub musim ini dengan 28 gol dalam 48 pertandingan di semua kompetisi. Itu pun, statusnya hanya dipinjamkan dari Sampdoria.

Selain itu, ada Josip Ilicic yang sudah bermain di Serie A Italia sejak tahun 2010. Selebihnya, hanya pemain-pemain muda seperti Timothy Castagne, Gianluca Mancini, dan Musa Barrow. Menariknya, meski tak dihuni oleh pemain kelas dunia, Atalanta malah keluar sebagai tim paling produktif di Serie A Italia musim lalu dengan 77 gol, unggul dari Juventus yang hanya 70 gol dan Napoli dengan 74 gol.

Baca Juga: SEA Games 2021: Shin Tae-yong Isyaratkan Kebutuhan 'Darah Muda' di Timnas Senior

Atalanta musim lalu berhasil menjadi sensasi di kompetisi yang diikutinya. Di Serie A, Atalanta menjadi pesaing Juventus hingga tahap akhir kompetisi.

Ketajamannya Atalanta merobek gawang bahkan mengalahkan ketajaman sang jawara Juventus yang diisi pemain sekelas Cristiano Ronaldo. Bahkan selisih golnya dengan pemuncak klasemen mencapai 22 gol.

Baca Juga: Dipanggil Timnas TC SEA Games 2021, Ini Janji Kiper Muda Indonesia

6. Terakhir, berkaca pada musim impresifnya musim lalu, Atalanta patut percaya diri untuk memutus dominasi Juventus di Serie A. Dengan pengalamannya musim lalu yang menghentak Serie A dan Liga Champions, nampaknya kini Atalanta tidak ingin muncul sebagai pesaing lagi saja.

Atalanta pun memiliki skuad yang berimbang kemampuannya. Tercatat musim lalu selain striker, pemain belakang dan tengah pun banyak memiliki andil untuk gelontoran gol Atalanta.

Robin Gosens yang berposisi asli left-back musim lalu misalnya, menjadi pemain sayap yang cukup produktif dengan mencetak sembilan gol dan delapan assists. Lalu pemain bertahan Rafael Toloi yang mampu menciptakan dua gol dan tujuh assists.

Baca Juga: SEA Games 2021: Malaysia Siapkan Skuat U-19, Indonesia Justru Panggil Timnas U-23

Dengan bermaterikan pemain yang masih sama, skuad arahan Gasperini sepertinya masih bisa menggebrak di musim 2020/21.

Akan tetapi, keunggulannya dari Juventus dan Andrea Pirlo. Atalanta punya sedikit pengalaman yang kurang mengenakkan pada laga final Coppa Italia terakhirnya pada 2018/19, Marten De Roon dkk ditaklukkan oleh Lazio 2-0 di Stadion Olimpico, Roma.

Tapi kali ini Atalanta tentunya berharap bisa mengulangi sejarah saat bertemu Juventus di final Coppa Italia. Meskipun ini merupakan pertemuan pertama di Coppa, namun La Dea yang baru memiliki trofi 1 bisa mengulangi sejarah di musim 1962/63 dimana di laga final mereka mengalahkan tim dari Turin, Torino dengan skor 3-1.

bila Atalanta berhasil mengalahkan Juventus maka ini akan menjadi gelar Coppa Italia yang kedua bagi tim yang bermarkas di Gewiss Stadium, Bergamo ini dan yang pertama untukmu biar tidak diledek pelatih tanpa trofi.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Football Italia

Tags

Terkini

Terpopuler