Sejarah Klub Borrusia Dortmund, Tim BVB yang Tak Seberuntung Bayern Munchen

- 4 Februari 2022, 12:50 WIB
Tampak suasana dalam markas stadion Borrusia Dortmund.
Tampak suasana dalam markas stadion Borrusia Dortmund. /Tangkapan layar/footballhistory.org

KABAR BANTEN - Tim Borussia Dortmund adalah salah satu klub sepakbola paling populer di Eropa.

Dengan klub Borrusia Dortmund memiliki rata-rata fans kehadiran tertinggi. Setta delapan gelar nasional, tiga DFB Pokals, Piala Winners dan Liga Champions.

Tidak banyak yang akan menentang Borrusia Dortmund milik elit sepakbola asal Bundesliga Jerman.

Dilansir Kabar Banten dari Football History, klub Borrusia Dortmund ini sering disebut dengan singkatan BvB, yang merupakan singkatan dari Ballspielverein Borussia atau dalam bahasa Inggris "Borussia club for ball games" (klub ini juga memiliki tim bola tangan wanita dan tenis meja pria).

Baca Juga: Sejarah Derby Della Madonnina, Pertandingan Inter Milan Versus AC Milan, Lengkap dengan Rekor Pertandingan

Bermarkas di tiga Stadion berganti, Rote Erde (1926-1974), Westfalenstadion (1974-2005), Signal Iduna Park (2005-hingga kini), Borrusia Dortmund telah lahir sederet pemain terkemuka seperti August Lenz, Branko Rasovic, Manfred Burgsmuller, Karl-Heinz Riedle, Michael Zorc, Jan Koller, Julio Cesar, Jakub Błaszczykowski, Mario Gotze, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Marco Reus.

Rekor klub individu Borrusia Dortmund adalah paling banyak dimainkan Michael Zorc (463 penampilan) dan pencetak gol terbanyak yakni Alfred Preissler (168 gol).

Sejarahnya, Borrusia Dortmund didirikan pada 1909, oleh sekelompok delapan belas pemuda yang tidak senang dengan perlakuan pendeta setempat terhadap tim sepakbola yang disponsori Gereja.

Menjadi klub yang relatif kecil, ambisi Borrusia Dortmund untuk memulai dengan moderat. Klub nyaris tidak terhindar dari kebangkrutan di 1929, dan menjadi klub berorientasi anti-Nazi selama rezim Third Reich tentu saja tidak membantu.

Kebahagian pertama atau trofi Borrusia Dortmund datang pada pertengahan 50-an, dengan dua gelar nasional berturut-turut pada 1956 dan 1957.

Setelah membuktikan diri dengan memenangkan kejuaraan nasional Jerman terakhir yang pernah diadakan (1963), Borrusia Dortmund termasuk di antara enam belas klub yang diundang untuk bermain di Bundesliga yang baru dibentuk.

Secara umum, tahun 60-an adalah periode yang berbuah bagi Borrusia Dortmund, yang mengklaim DFB Pokal pertamanya pada 1965 dan Piala Winners pertama dan satu-satunya pada tahun berikutnya.

Ini akan menjadi trofi terakhir tim Borrusia Dortmund untuk sementara waktu, karena tiga dekade berikutnya penuh dengan masalah keuangan yang berkelanjutan.

Bahkan dengan klub memenangkan DFB-Pokal kedua di 1989, masa depan tidak terlihat terlalu cerah, sebab mereka akhirnya berubah dengan mempekerjakan Ottmar Hitzfeld pada 1992, dengan ahli strategi jenius yang bertanggung jawab atau pelatih barunya.

Dibawah kepemimpinannya, Borrusia Dortmund melonjak ke puncak sepakbola Jerman usai memenangkan dua gelar Bundesliga berturut-turut di musim 1995 dan 1996.

Borrusia Dortmund juga berangkat untuk menaklukkan seluruh Eropa. Pada 1997, mereka maju ke final Liga Champions, di mana mereka dengan mudah mengalahkan Juventus yang diunggulkan 3-1.

Hilangnya Hitzfeld ke Bayern Munich setelah kemenangan Liga Champions adalah pil yang sulit untuk ditelan, tetapi masalah keuangan Borrusia Dortmund membuktikan hambatan yang lebih besar.

Setelah Borrusia Dortmund menjadi satu-satunya klub sepakbola Jerman yang memasuki pasar saham pada pergantian milenium, bursa transfer pemain mereka mulai jatuh dan klub tersebut terlilit utang.

Gelar Bundesliga pada 2002 tidak cukup untuk membalikkan keadaan, dan klub Borrusia Dortmund harus menjual pemain terbaik mereka untuk bertahan hidup.

Sebagai hasil dari kesepakatan sponsorship dengan perusahaan asuransi, Westfalenstadion pada 2005, Borrusia Dortmund berganti nama menjadi Signal Iduna Park untuk waktu yang terbatas (hingga 2021).

Baca Juga: Sejarah Klub Bayern Munich, Tim Raksasa Jerman yang Dijuluki Liga Petani

Setelah beberapa musim yang menyedihkan, kedatangan Jurgen Klopp di 2008 membawa mereka kembali ke jalan menuju kejayaan.

Dibawah kepemimpinannya, Borrusia Dortmund terbukti menjadi satu-satunya penantang sejati bagi Bayern Munich, persaingan kembali mereka adalah poin pembicaraan utama sepakbola Jerman di musim berikutnya.

Selama tujuh musim Jurgen Klopp memimpin, Borrusia Dortmund mengklaim dua gelar Bundesliga lagi (2011 dan 2012) dan DFB-Pokal ketiga mereka (2012), tetapi kalah dari Bayern di final Liga Champions 2013.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Football History


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah