Network
KABAR BANTEN - Regenerasi atlet bulutangkis pada tunggal putra di Indonesia,terbilang cukup lambat. Hal itu dikatakan oleh pengamat bulutangkis, Daryadi.
Dikutip Kabar Banten dari akun instagram @bungdaryadi, ia menilai,atlet tungga putra bulutangkis Indonesia pada 3 atau 4 tahun ke depan, masih penuh tanda tanya.
Pengamat bulutangkis, Daryadi menilai, sampai saat ini belum ada rekam jejak pemain tunggal putra Indonesia kelahiran 2022-2001 yang mempunyai prestasi bagus.
“Seperti apa wajah tunggal putra Indonesia 3 atau 4 tahun ke depan?. Semua masih penuh tanda tanya. Belum ada pemain muda Indonesia kelahiran 2000 – 2001 yang penampilannya membuat kita nyaman dan punya harapan besar,” kata Daryadi.
Daryadi menilai, sementara Negara lainnya justru terus mengasah jago-jago andalan ditunggal putra untuk dapat bersaing pada kejuaraan level Internasional.
“Kunlavut dari Thailand, Lakshya dari India, Kodai dari Jepang, Li Shifeng Tiongkok, Jun Hao Leong Malaysia, Christo Popov Prancis, Brian Yang Kanada, muncul,”ujarnya.
Sementara, kata Daryadi, Indonesia masih berkutat dengan sepak terjang trio, Anthony Sinisuka Ginting, Jojo, Shesar Hiren Rusthavito, dan menyusul belakangan Chico Aura Dwi Wardoyo.
“Salah satu pemain muda yang dinilai mampu bersaing adalah. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, pemain kelahiran Tomohon, Sulut, 15 Januari 2000,” tuturnya.
Ikhsan Leonardo Manuel Rumbay, ujar Darmadi, mulai diperhitungkan ketika berstatus pelajar SKO Ragunan. Ditangani pelatih Luluk Hadiyanto, mampu menduduki peringkat 1 Taruna mengalahkan para pemain dari klub-klub elit Tanah Air.
