30 Juta Pelaku Pariwisata Terpuruk, Pemda Diajak Tancap Gas, Sandi: Kita Punya Vaksin CHSE

27 Desember 2020, 06:45 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno rapat virtual bersama para kepala dinas. /Twitter.com/@sandiuno

KABAR BANTEN - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan ada puluhan juta pelaku sektor pariwisata terpuruk terdampak pandemi Covid-19.

Dia merinci ada 30 juta pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk. Mulai dari informal, hingga pelaku usaha mikro dan besar sangat terdampak dan harus segera dibantu.

Hal itu dikatakan Sandi, sapaan akrab Sandiaga Uno, dalam diskusi yang dilakukan secara virtual pada Sabtu 26 Desember 2020.

 Baca Juga: Cinta Sejenis di Wisma Atlet Diungkap, Gila! Pasien dan Perawat Berbuat Ini hingga Lepas APD

Dalam dialog itu, Sandi mengajak seluruh kepala dinas pariwisata kabupaten dan kotamadya seluruh Indonesia untuk membahas percepatan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menurut dia, percepatan kinerja sektor pariwisata juga harus dilakukan terhadap desa wisata, wisata religi, wisata halal, dan berbagai program yang menyentuh langsung terhadap masyarakat.

"Tugas ini adalah amanat yang berat, tapi akan ringan apabila kita kerjakan bersama. Hari ini adalah sebuah langkah awal, gerak kita menjalankan arahan Presiden dan Wakil Presiden," ucapnya, dikutip Kabar Banten dari Antara.

Baca Juga: Terdeteksi di Negeri Tetangga, Waspadai Corona Varian Baru, Indonesia Lakukan Ini

Sandi merasa terenyuh dengan jutaan masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan jam kerja, sehingga pendapatan mereka turun drastis. 

"Kita harus berkolaborasi untuk membangun bangsa dan negara, khususnya membangun pariwisata dan ekonomi kreatif," tegasnya.

Oleh karena itu, Sandi mengingatkan kembali kepada seluruh pemerintah daerah untuk tidak hanya bergerak cepat, tetapi tancap gas untuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif jangka panjang.

 Baca Juga: Prancis Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Varian Baru

Caranya dipaparkan Sandi lewat menumbuhkan penyediaan atau supply yang meliputi persiapan destinasi wisata, membangun infrastruktur, dan menciptakan dan membangun daya tarik.

Bukan hanya itu, monitoring protokol CHSE atau K4, yakni cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) di setiap destinasi wisata, peningkatan kualitas SDM, serta peningkatan kualitas dan kuantitas produk ekonomi kreatif.

Sedangkan pertumbuhan permintaan dapat dilakukan dengan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, memperluas konektivitas wisatawan.

 Baca Juga: Menolak Vaksinasi Covid-19, Apa Sanksinya?

Selanjutnya, pemberian insentif atau paket wisata, optimalisasi kegiatan MICE di destinasi wisata, pemberian intensif peningkatan daya beli produk lokal dan penciptaan lapangan kerja serta hibah pariwisata melalui transfer daerah untuk hotel, restoran, dan pemerintah daerah.

"CHSE ini adalah sebuah vaksin daya tahan dan daya bangkit bagi pariwisata dan ekonomi kreatif. Jadi sebelum vaksin ada, kita punya vaksin pariwisata untuk mendorong pelaku usaha, jadi tugas kita untuk mensosialisasikan sertifikasi CHSE ke depannya," jelas Sandi.

 Baca Juga: Mengerikan! Varian Baru Virus Corona Makin Mengganas di Inggris, Kurang Sebulan 68 Orang Meninggal

Ia menambahkan, target pada 2020 sebanyak 6.626 pelaku pariwisata tersertifikasi CHSE sudah tercapai. "Semoga di tahun depan terus bertambah," tambahnya.

Lewat seluruh langkah tersebut, Sandi mengaku optimistis dapat membangkitkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif Nusantara.

Optimisme bertambah pada keyakinan akan dilibatkannya seluruh pihak, mulai dari pelaku usaha, media, komunitas, sehingga semua unsur pemangku kepentingan agar visi dan misi dapat cepat tercapai.

Baca Juga: Kena Covid-19 dengan Gejala Aneh, Sebulan Vakum dari Dunia Artis, Dewi Perssik Ungkap Kondisinya

"Urat pesimis saya sudah putus, saya optimistis sekali dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lewat kerja sama semua pihak," ungkap Sandi.

Sandi menekan percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif lewat penerapan tiga platform, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

Adaptasi, berbekal dari pengalamannya yang sempat terpapar COVID-19, Sandi mengungkapkan manusia adalah makhluk paling adaptif.

 Baca Juga: Hendak Naik Pesawat di Bandara Soetta, 82 Calon Penumpang Dicegah Terbang, Ini Penyebabnya

Oleh karena itu, adaptasi yang paling penting dilakukan adalah menerapkan CHSE sekaligus mengalibrasi pasar di setiap destinasi wisata, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan domestik.

"Wisatawan Nusantara ini yang paling potensial, kita harus kembangkan destinasi wisata yang fokus kepada wisatawan Nusantara," jelasnya.

Baca Juga: Pasien OTG Terus Naik dan Kian Mengkhawatirkan, Trans Hotel Kota Cilegon Tambah Kamar Isolasi

Sedangkan mengenai kolaborasi, Sandi menegaskan perlunya ada kerja sama dari seluruh pihak. Dirinya mengingatkan agar tidak ada lagi ego sektoral, birokrasi berbelit, dan semua harus membuka komunikasi terhadap seluruh pihak.

"Saya tahu banget birokrasi, dulu sebagai pengusaha saya juga pengalaman. Jadi harus buka diskusi-komunikasi dan kita harus perhatikan masyarakat," papar Sandi. ***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler