Tubagus Buang dan Kyai Tapa, Sang Penyelamat Kesultanan Banten

- 21 Juli 2023, 19:08 WIB
Illustrasi terkait tulisan sejarah Kesultanan Banten
Illustrasi terkait tulisan sejarah Kesultanan Banten /Tangkapan layar YouTube /Thoribi Channel

Sultan Muhammad Zainul Arifin menggantikan ayahnya yaitu Sultan Abdul Mahasin Zainul Abidin pada tahun 1691 sampai 1733.

Ketika Sultan Muhammad Zainul Arifin atau Sultan sepuh naik tahta, ia telah menikahi Syarifah Fatimah. Ia seorang janda cantik mantan istri dari Wan Muhammad, yaitu seorang Kapitan Melayu yang sangat kaya dan juga keturunan dari bangsa Arab dan sangat ambisius.

Pada tahun 1729 seorang permaisuri Ratu Syarifah Fatimah mulai mendominasi kekuasaan, ia bahkan campur tangan dengan membuat keputusan-keputusan yang menimbulkan situasi di Banten menjadi tidak stabil. Nina Lubis dan kawan-kawan dalam buku "Sejarah Tatar Sunda", menuliskan bahwa sang ratu ternyata merupakan agen VOC yang diberi tugas untuk melakukan perluasan kekuasaan dikalangan keluarga Keraton.

Untuk memperoleh kepercayaan rakyat Banten Ratu Syarifah Fatimah, mengkampanyekan bahwa dirinya adalah keturunan nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.

Namun lambat laun upaya tersebut akhirnya diketahui kekisruhan yang dipicu oleh Ratu Syarifah Fatimah di kalangan kerabat Keraton Banten bermula ketika Pangeran Gusti, calon putra mahkota Banten menolak menikah dengan saudara Ratu Syarifah Fatimah.

Akibat dari penolakan itu pengangkatan Pangeran Gusti sebagai Sultan Banten berikutnya ditentang oleh Ratu Syarifah Fatimah.

Ratu Syarifah Fatimah malah mengajukan keponakannya yaitu Pangeran Syarif Abdullah sebagai putra mahkota. Oleh karena pengaruh Sang Ratu yang kuat, Sultan Sepuh tidak bisa memutuskan hal tersebut dan menyerahkan kepada VOC.

Maka Kapten Grower yang bertindak atas nama Gubernur jenderal Gustav Wifan Imhoff pada tahun 1743 sampai 1750, memutuskan bahwa Pangeran Syarif ditetapkan sebagai calon putra mahkota Banten.

Untuk mengamankan situasi dari keputusan tersebut, maka Ratu Syarifah Fatimah menyuruh Pangeran Gusti pergi ke Batavia. Rupanya itu adalah siasat sang ratu, karena ditengah perjalanan Pangeran Gusti ditangkap tentara VOC dan diasingkan ke Srilangka pada tahun 1747.

Setelah Pangeran Gusti ditangkap Ratu Syarifah Fatimah semakin berambisi menguasai Banten, karena VOC menjanjikan kedudukan tinggi di Kesultanan Banten.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Thurobi Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah