Tubagus Buang dan Kyai Tapa, Sang Penyelamat Kesultanan Banten

- 21 Juli 2023, 19:08 WIB
Illustrasi terkait tulisan sejarah Kesultanan Banten
Illustrasi terkait tulisan sejarah Kesultanan Banten /Tangkapan layar YouTube /Thoribi Channel

Dan untuk memecah kekuatan serangan serentak di dua titik tersebut untuk memecah kekuatan pasukan Ratu Syarifah Fatimah dan VOC.

Dan akhirnya Keraton Banten dapat dikuasai dan kekuatan VOC di Benteng Speelwijk dapat dihancurkan Tubagus Buang kemudian ditugaskan mempertahankan Keraton Banten dan Kyai Tapa meneruskan pertempuran.

Tidak kepalang tanggung Kyai Tapa melanjutkan serangannya ke Batavia. Dan satu persatu benteng pertahanan VOC di sepanjang jalan Batavia dirontokkan.

Benteng Tangerang, Landy Leuwiliang pun Bogor disikat habis, lalu di Ciampea Bogor tuntas dihantam, termasuk tempat kedudukan VOC di sepanjang Sungai Ciliwung.

Masih di tahun 1750 Gubernur Jenderal Jacob Mossel akhirnya langsung menggantikan Gubernur Jenderal Gustav Wifan Imhoff yang dianggap tidak becus membendung serangan Tubagus Buang dan Kyai Tapa.

Namun untuk berperang langsung rupanya Jacob Mossel juga merasa terpepet, maka ia mengeluarkan jurus undur-undur khas VOC yaitu mengajukan gencatan senjata dan menawarkan perjanjian kepada Tubagus Buang dan Kyai Tapa.

Isi perjanjian tersebut yaitu,
Pertama Ratu Syarifah Fatimah dan Sultan Syarif dan kroni-kroninya akan diusir dari Banten. Karena berdasarkan analisa Mossel merekalah biang kerok munculnya perlawanan dari Kyai Tapa dan Tubagus Buang.

Kedua Pangeran Gusti akan dipulangkan ke Srilanka.

Ketiga untuk sementara, Banten akan dipimpin oleh Pangeran Adi Santika sebagai pejabat Sultan Banten.

Keempat blokade Banten dari laut dihentikan, dengan segera perjanjian tersebut direalisasikan dengan penangkapan Ratu Syarifah Fatimah dan Pangeran Syarif dan kroni-kroninyaKapten Fleck membuang mereka ke Pulau Adam di Teluk Batavia.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Thurobi Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah