KABAR BANTEN - Ratusan murid kelas 1 dan kelas 5 SDN 3 Kramatwatu Kabupaten Serang mengikuti imunisasi MR dan HPV untuk mencegah campak rubella dan kanker leher rahim atau kanker serviks.
Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tersebut diharapkan melindungi murid di SD Negeri 3 Kramatwatu dari penyakit campak, rubella dan kanker serviks.
"Murid yang mengikuti imunisasi HPV tersebut merupakan murid perempuan kelas 5 sebanyak 54," kata Kepala SD Negeri 3 Kramatwatu Lusi Mariawati kepada Kabar Banten.
Baca Juga: Herbal Ini Bikin Badan Imun dari Penyakit dan Detox Pencernaan Anda Kata dr Zaidul Akbar
Ia mengatakan, imunisasi yang disenggarakan tersebut memang ada potensi penolakan dari orang tua.
Namun pihak sekolah terus melakukan edukasi dan pemahaman kepada bahwa vaksin ini sangat penting dan tidak berbahaya.
"Orang tua yang menolak pasti ada, bagi kami itu wajar. Kami akan memberi pemahaman tentang BIAS pada orang tua yang menolak," ujarnya.
Ia menuturkan, kegiatan BIAS dilakukan langsung oleh tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
Pada kegiatan tersebut juga memberikan informasi tentang kesehatan tubuh terutama untuk mencegah kanker leher rahim atau kanker serviks yang menimpa anak perempuan.
"Saya berharap kegiatan ini juga memberikan edukasi kepada orang tua pentingnya imunusasi agar melindungi diri," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Orang Tua murid SD Negeri 3 Kramatwatu dari Inara menyambut baik kegiatan imuniasasi yang dilakukan tenaga kesehatan dan sekolah.
"Banyak pro kontra dari orang tua terkait imunisasi HPV tersebut, namun dari sekolah memberikan penjelasan tentang imunisasi tersebut kepada anak perempuan untuk pencegahan dini," ujarnya.
Baca Juga: Ketahui 6 Manfaat Buah Kesemek untuk Kesehatan, Bisa Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung
Menurut dia, orang tua sangat antusias apabila dari sekolah sudah memberikan sosialisasi terlebih dahulu, dan menyambut baik imunisasi HPV tersebut karena imunisasi tersebut merupakan program pemerintah.
"Bagaimanapun lebih baik mencegah daripada mengobati, mungkin dari dini untuk pencegahan karena dahulu belum ada imnusasi tambahan," katanya.***