Sekolah Penggerak dan SMK PK, Kemendikbudristek Terapkan Kurikulum Prototipe

- 28 Desember 2021, 18:27 WIB
Kemendikbudristek telah menerapkan Kurikulum Prototipe kepada 2.500 Sekolah Penggerak dan SMK PK guna mendurung pemulihan pembelajaran.
Kemendikbudristek telah menerapkan Kurikulum Prototipe kepada 2.500 Sekolah Penggerak dan SMK PK guna mendurung pemulihan pembelajaran. /Dokumen Kemendikbudristek

KABAR BANTEN - Kurikulum Prototipe sudah diterapkan pada 2.500 Sekolah Penggerak dan 895 Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan atau SMK PK.

Penerapan Kurikulum Prototipe tersebut untuk mendorong pemulihan pembelajaran dan penerapannya akan dimulai pada 2022 hingga 2024 di semua satuan pendidikan.

Penerapan Kurikulum Prototipe terdiri dari tiga karakteristik utama yang dinilai dapat mendukung pemulihan pembelajaran. Di antaranya, pengembangan kemampuan non teknis, dan karakter mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis proyek.

Kemudian, Kurikulum Prototipe berfokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Lalu, fleksibel bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Baca Juga: Kurikulum Prototipe, Berikan Keleluasaan Pengembangan Karakter dan Kompetensi Dasar di Sekolah

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman Kemdikbud.go.id, Selasa 28 Desember 2021, Kurikukum Prototipe memberikan ruang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar peserta didik seperti literasi dan numerasi.

Kabar baiknya jika sekolah ingin menggunakan kurikulum ini, Kemendikbudristek akan memfasilitasi kepala sekolah dan guru mengikuti pelatihan agar bisa menerapkan Kurikulum Prototipe sesuai kemampuan dan konteksnya.

Untuk beban kerja guru pada satuan pendidikan pelaksanaan program Sekolah Penggerak pada Kurikulum Prototipe memacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Pengembangan karakter, pada kurikulum 2013 sudah menekankan pada pengembangan karakter, namun belum memberi porsi khusus dalam struktur kurikulumnya.

Pada Kurikulum Prototipe, 20 hingga 30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran projek.

Baca Juga: Kemendikbudristek Keluarkan Kurikulum Prototipe, Apa Itu?

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Zulfikri
mengatakan, pandemi membuka peluang untuk menghadirkan inovasi dalam pembelajaran.

Kemendikbudristek, kata dia, telah melakukan beberapa terobosan yakni dengan menyederhanakan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Darurat dalam rangka pemulihan pembelajaran sebagai bagian dari mitigasi learning loss di masa pandemi.  

"Penerapan Kurikulum Darurat dapat mengurangi dampak learning loss akibat pandemi secara signifikan," ujarnya.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah