Bullying Semakin Meresahkan, Benarkah Sistem Pendidikan Sekuler Gagal Melindungi Generasi?

- 17 Desember 2023, 11:23 WIB
Ilustrasi terkait maraknya kasus bullying yang kian meresahkan, diduga dampak dari pendidikan sekuler yang gagal melindungi generasi.
Ilustrasi terkait maraknya kasus bullying yang kian meresahkan, diduga dampak dari pendidikan sekuler yang gagal melindungi generasi. /Tangkapan layar/Instagram @s.t.o.p.b.u.ll.i.n.g

KABAR BANTEN - Kasus bullying atau perundungan belakangan ini semakin marak terjadi di kalangan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari siswa SD hingga mahasiswa.

 

Masalah bullying tersebut banyak terjadi disebabkan oleh sistem pendidikan yang berjalan belum mampu menghentikan kasus bullying atau perundungan.

Lantas bagaimana Islam menyelesaikan permasalahan bullying atau perundungan yang semakin marak tersebut?

Baca Juga: Komnas Anak Banten Sebut Kasus Bullying Terus Meningkat

Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Muslimah Media Center, berikut ini penjelasan terkait kasus bullying atau perundungan yang semakin marak terjadi di dunia pendidikan Indonesia.

Di salah satu SMA di Jakarta Selatan, pada Jumat 1 Desember 2023 sore sekitar 16.00 WIB, 12 siswa kelas X menjadi korban perundungan atau bullying oleh kakak kelasnya.

Kondisi belasan siswa tersebut terlihat memprihatinkan usai di Bullying dianiaya secara brutal oleh 15 orang kakak kelasnya yang duduk di kelas XI dan XII.

Kasus perundungan atau bullying juga terjadi di salah satu MAN di Medan, pada mulanya seorang siswa kelas X bernama Muhammad Habib berusia 14 tahun menjadi korban dugaan penyiksaan oleh teman satu sekolah dan kakak kelas yang sudah alumni.

Korban dipukuli disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga, serta dipaksa meminum air yang sudah diludahi oleh sekitar 20 orang.

Selain itu korban juga disundut menggunakan kunci yang telah dipanaskan terlebih dahulu.

Adapun penyebab kasus bullying atau perundungan ini diduga karena korban menolak bergabung ke geng PA yang diketuai oleh pelakudan berteman dengan murid sekolah lain.

Sementara itu kasus dugaan bulyying atau penyiksaan ini juga dialami oleh siswa yang masih duduk di bangku SD kelas 3 oleh teman sekolahnya di salah satu SD swasta di Sukabumi Jawa Barat

Dimana dugaan bullying atau perundungan tersebut telah menyebabkan korban patah tangan, peristiwa ini terjadi pada Februari 2023 lalu di lingkungan sekolahnya.

Namun keluarga korban sendiri baru melaporkan kepada Polres Sukabumi kota pada Senin 16 Oktober 2023.

Menyikapi masalah tersebut Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan anak atau Kementerian PPA baru-baru ini turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya siswa kelas VII SD berinisial F yang berusia 12 tahun di Bekasi yang menjadi korban bullying pada Februari 2023 hingga berujung kaki korban diamputasi.

Saat ini bullying atau perundungan dianggap salah satu dosa besar pendidikan yang tidak bisa melindungi generasi, namun nyatanya hingga sekarang sistem pendidikan yang berjalan belum mampu menghentikan kasus bullying di berbagai satuan pendidikan meski telah dibentuk satgas anti bullying.

Hal ini menunjukkan adanya kesalahan cara pandang kehidupan serta akar masalah persoalan yang belum juga tersentuh.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa ide sekularisme atau pemisahan antara aturan agama dari kehidupan telah menjangkiti masyarakat hari ini.

Akhirnya banyak masyarakat tidak memahami antara halal dan haram serta rasa takut kepada Allah pun hilang.

Tidak hanya itu saja, ide kapitalisme yang menganggap sebagai sumber kebahagiaan ada pada kepuasan jasadiyah semata juga berkembang di masyarakat.

Baca Juga: Benarkah Tidak Sengaja Memecahkan Cermin Pertanda Sial?

Maka tidak heran jika generasi hanya mengejar eksistensi diri dan melakukan apapun yang dianggap mampu memuaskan diri dan mencapai eksistensi tersebut

Dalam kasus bullying dia akan merasa lebih hebat daripada korban, mirisnya lagi sistem pendidikan yang diberlakukan hari ini mengadopsi ide sekuler dan kapitalis.

Akibatnya pelajar semakin jauh dari agama, mereka hanya sibuk mengejar akademik hanya untuk mengejar harta dan kesenangan duniawi.

Sementara mereka tidak dibentuk menjadi pribadi yang bertakwa, padahal pendidikan yang dijauhkan dari agama justru akan membahayakan generasi.

Sebab para pelajar akan berperilaku bebas sesuka mereka tanpa adanya batasan agama, akan melukai orang lain.

Media sekuler kapitalis sekarang ini juga semakin menambah parah perilaku amoral yang mendominasi generasi hari ini.

Oleh sebab itu, selama sistem kapitalisme dijadikan sebagai pijakan dalam berbangsa dan bernegara, maka kasus bullying tidak akan pernah selesai.

Berbeda dengan penetapan aturan Islam dalam bernegara, Islam sendiri memiliki solusi tuntas untuk menyelesaikan masalah bullying.

Islam memandang bahwa negara adalah pihak penanggung jawab utama untuk pembentukan generasi yang berkepribadian mulia, berakhlak terpuji dan unggul.

Dengan sistem pendidikan Islam yang diterapkan, maka negara Islam yakni khilafah akan mengedukasi rakyatnya yang berlandaskan akidah Islam agar memiliki kepribadian Islam.

Inilah sistem pendidikan tersebut baik yang meyakinkan pada pelajar bahwa Allah Al Khaliq - Al Mudabbir hingga mereka meyakini adanya hari pembalasan.

Keyakinan tersebut mampu mencegah pelajar melakukan kejahatan termasuk bullying atau perundungan karena keyakinanya pada pertanggung jawaban dihadapan Allah kelak.

Hingga pada akhirnya setiap berpikir dan bertingkah laku mereka akan selalu menggunakan sudut pandang Islam.

Selain itu, mereka juga akan lebih fokus untuk taat dan berupaya dalam memberikan kontribusi untuk umat.

Setiap individu dalam khilafah akan memahami betul bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara.

Sehingga kebanyakan dari mereka akan mengejar eksistensi di hadapan Allah dengan banyak melakukan ketaatan.

Atau dengan kata lain, bahwa mereka akan mengejar eksistensi akhirat, bahkan mereka akan membuat Islam adalah agama yang membawa Rahmat ini eksis di dunia melalui aktivitas dakwah dan jihad.

Sementara itu pendidikan dalam Islam sendiri hanya akan membuat generasi fokus menjadi ilmuwan yang karya-karyanya bermanfaat bagi umat.

Berdakwah untuk mencerdaskan umat hingga berjihad di jalan Allah dengan menyebar luaskan Islam di bawah kepemimpinan Khalifah.

Selain itu, media dalam Islam hanya digunakan untuk edukasi dalam rangka meningkatkan ketakwaan individu.

Media hanya berisi motivasi bagi setiap individu untuk semangat menjadikan pribadi yang lebih mulia setangguh para generasi terdahulu atau syiar Tsaqafah Islam.

Jika dalam kondisi demikian masih ada yang melakukan bullying atau perundungan, maka negara akan memberlakukan sanksi berefek jera (zawajir) sesuai sanksi Islam.

Baca Juga: Mengharukan! Meninggal Sebelum Diwisuda, Prosesi Wisuda Mahasiswa Unbaja Diwakilkan Sang Kakak

Dimana sanksi tersebut akan membuat orang lain takut untuk melakukan kemaksiatan, sanksi itujuga berfungsi sebagai jawabir atau penebus dosa di akhirat.

Kesempurnaan dan kebaikan aturan Islam dalam membentuk generasi tentunya membuat kita semakin rindu akan hadirnya kehidupan Islam di tengah-tengah kaum Muslimin saat ini.

Itulah informasi terkait bullying yang semakin meresahkan, sebagai akibat dari pendidikan sekuler yang gagal melindungi generasi, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Youtube Muslimah Media Center


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x