Perbaikan Peradaban Indonesia Menuju 2045

- 27 September 2020, 21:11 WIB
Muhammad Fadli
Muhammad Fadli /Kabar Banten/

Kendaraan hilir-mudik melewati rumah-rumah warga, pengemudi bergantian memberikan suara klakson kendaraannya ketika mereka melewati warga yang sedang duduk dan bersantai di teras-teras rumah. Suara klakson dijadikan tanda untuk memberikan penghormatan atau sekedar izin lewat saat melintasi area warga lain. Tegur sapa yang dilakukan melalui suara klakson kendaraan memiliki makna lain bagi sebagian warga.

Kesopanan atau etika seseorang dapat diukur dengan memberikan suara klakson kendaraannya saat berpapasan dengan warga atau kendaraan lain. Seringkali di beberapa perkampungan hal ini masih menjadi budaya untuk terus dilakukan, orang berkendara yang melintas namun tak memberikan klakson terkadang dimarahi karena seolah tak meghargai orang lain yang ditemuinya.

Cerita suara klakson adalah kasuistik yang ada di tengah masyarakat kita. Selain suara klakson, etika dalam bersosial untuk menghargai orang yang lebih tua atau sesama teman ketika saling berpapasan setidaknya memberikan senyum dan menanyakan “Dari mana (bu/pak/dik/ka)?”. Etika bersosial yang ada di tengah masyarakat Indonesia ini seringkali mendapatkan pengakuan positif dari dunia Internasional. Orang-orang Indonesia terkenal dengan ramah-tamah dan kesopan santunannya.

Baca Juga : Akademisi : Cegah Potensi Kekerasan di Pembelajaran Daring

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sopan santun merujuk pada budi pekerti yang baik, tata krama, peradaban, kesusilaan. Pancasila dalam sila ke dua secara jelas bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya dalam hubungan sosial kita harus berlaku adil dan berperadaban yang luhur sesuai kodrat manusia pada lingkungan sekitarnya.

Perbedaan agama, suku dan ras tak mumadarkan kita untuk bertindak sopan santun dan beretika yang baik dengan tetangga atau warga negara Indonesia lainnya. Sopan santun merupakan norma sosial yang berlaku di tengah masyarakat. Praktik dan cara penerapan sopan santun di tiap daerah bisa berbeda-beda. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro memberikan sebuah pengertian bahwa sopan santun adalah sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang di hadapannya dengan maksud untuk menghormati orang itu, hingga membuat kondisi yang nyaman serta penuh keharmonisan.  

Sopan santun merupakan bagian dari etika seseorang dalam bertindak ke arah yang baik. Etika menurut KBBI ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika dan rasa penghormatan setidaknya harus ditumbuhkan semenjak balita melalui pengajaran orang tua. Bimbingan orang tua akan menciptakan perilaku pada setiap anak untuk bisa bergaul di lingkungan masyarakat dengan baik.

Pendidikan dan Keteladan Orang Tua

Pemberitaan mengenai pembunuhan orang tua oleh anak kandung semakin marak terjadi. Pelampiasan sadis sang anak karena keinginan tak dipenuhi oleh orang tua seperti dibelikan telepon genggam, motor atau tidak diberi uang oleh orang tua. Fenomena ini membuat kita seharusnya semakin sadar pada pentingnya peran orang tua di keluarga untuk  memberikan pendidikan moral serta keteladanan dalam bentuk tindakan, tutur kata, meminta maaf, tolong-menolong, gigih berusaha, mencintai orang tua serta menghargai dan menghormati orang lain pada lingkungan tempat tinggal.

Dalam cerita legenda malin kundang didapatkan sebuah peristiwa tentang anak kandung yang durhaka terhadap orang tua, cerita tersebut mengkisahkan anak yang kaya raya namun tidak mengakui sang ibunya. Cerita tersebut memberikan inspirasi pada kita bahwa lingkungan pergaulan dan lingkungan tempat tinggal kita memberikan dampak negatif terhadap pandangan berpikir seseorang.

Baca Juga : Perkuliahan Daring, Dosen Diimbau Berikan Materi yang Sesuai

Malin kundang yang kaya raya malu dihadapan orang banyak bertemu ibunya yang kotor dan lusuh sehingga tidak mengakui ibunya. Ibunya marah dan mengutuk malin kundang menjadi batu. Cerita legenda malin kundang ini semestinya menjadi pelajaran untuk para anak dan orang tua bagaimana kejadian-kejadian masa lalu memberikan sebuah gambaran tentang pentingya sikap kasih sayang, saling menghormati dan memiliki moralitas atau akhlak yang baik.

Perilaku atau etika seseorang tak lepas dari prinsip yang dianutnya pada ajaran agama atau kebiasaan yang berkembang di masyarakat. Kasus-kasus tentang durhakanya anak pada orang tua masih marak terjadi, disinilah seharusnya tugas berat calon orang tua mengetahui bagaimana mendidik anak dengan baik agar sang anak tumbuh dengan kepribadian yang diharapkan menjadi generasi masa depan Indonesia. Pemberian keteladanan atau mencontohkan perilaku yang baik pada anak akan mampu memberikan dampak yang baik karena ada peribahasa “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” artinya perilaku orang tua tidak akan jauh dari perilaku anaknya.

 

Melawan Guru di Sekolah

Mendidik dan mengabdikan dirinya untuk memberikan sebuah pembelajaran baik dalam bentuk kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) memang berat bagi sebagian orang. Guru diberikan gelar pahlawan tanpa tanda jasa karena kerelaannya mendidik anak Indonesia dengan tujuan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia ke arah yang lebih baik.

Tugas guru semakin berat jika pendidikan orang tua di rumah tidak mampu mengarahkan anaknya dengan baik. Bahkan posisi guru seperti pengasuh yang dititpkan anak oleh orang tua. Ketika pengasuh itu melakukan kesalahan dan melakukan sanksi sosial pada anaknya, orang tua memarahi pengasuh tersebut dan melaporkannya ke polisi. Guru dilaporkan ke polisi karena dianggap melakukan perbuatan melanggar hukum. Jika kita memaknai ini secara kausalitas (sebab-akibat) pemberian sanksi guru dilandaskan pada perbuatan siswa, tidak mungkin guru memberikan sanksi jika siswa tidak melanggar peraturan sekolah atau melakukan perbuatan kurang baik.

Baca Juga : Guru Berkualitas Harus Miliki Empat Aspek

Berbagai fenomena perkelahian antara siswa melawan guru memberikan indikasi bahwa  semakin menurunnya etika siswa di sekolah. Kewibawaan seorang guru semakin luntur dengan banyaknya siswa yang tidak menghormati gurunya. Peristiwa ini seharusnya dievaluasi secara menyeluruh untuk perbaikan di masa yang akan datang. Di sisi lain perekrutan guru yang kurang berkualitas dapat menurunkan kualitas pendidikan dan kualitas siswa secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Kurangnya kompetensi guru mengakibatkan kurangnya kewibawaan guru dalam mengajar di kelas.        

Harapan Masa Depan

Peristiwa-peristiwa di atas membuat kita tersadar bahwa masa depan Indonesia belum baik-baik saja. Masih banyak pekerjaan rumah bagi orang tua, sekolah maupun instansi pemerintah untuk menciptakan manusia yang unggul dan berkpribadian yang baik. Beberapa hal yan bisa kita perpaiki di antaranya: 1.) Pendidikan orang tua terhadap anak; orang tua harus mengetahui bagaimana mendidik anak dengan baik. Membaca berbagai literasi dan bimbingan ahli adalah salah satu cara untuk mengetahui cara mendidik anak dengan baik. 2). Orang tua harus mengetahui dengan siapa anak bergaul, tidak sedikit dari mereka yang terjerumus kepada pergaulan yang negatif karena kurangnya pengawasan orang tua. Entah karena orang tuanya sibuk bekerja atau tidak peduli terhadap anaknya. 3). Merekrut guru yang berkompeten agar transfer ilmu pengetahuan dan moral mampu tersampaikan dengan baik.

Setelah melakukan perbaikan di rumah dan di sekolah, harapannya masa depan Indonesia menuju generasi emas 2045 di tangan orang-orang yang beretika atau bermoral baik. Jika yang ditekankan hanya kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dikhwatirkan manusia Indonesia hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak memiliki empati terhadap sesamanya. Jangan sampai generasi masa depan Indonesia seperti yang Thomas hobbes sampaikan “ Homo homini lupus” artinya manusia menjadi pemangsa manusia yang lainnya. Jika tidak ada lagi etika yang baik di Negeri yang kita cintai ini, maka merajut persatuan Indonesia akan sulit tercapai.(Muhamad Fadli, Alumni Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).***

 

 

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x