Mengenal Masjid Kasunyatan Banten, Terdapat Kolam Keramat hingga Pedang Kembar

7 Juni 2021, 21:48 WIB
Tampak ruang dalam Masjid Agung Kasunyatan. /Kabar Banten/Frely Rahmawati/

KABAR BANTEN – Masjid Kasunyatan merupakan salah satu masjid yang masuk dalam 4 masjid tertua yakni masjid tertua kedua yang ada di Banten setelah Masjid Pacinan Tinggi.

Masjid Kasunyatan ini sesuai dengan namanya, berada di Kampung Kasunyatan, RT 009, RW 03, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten.

Sebagai salah satu masjid tertua di Banten, Masjid Kasunyatan ini didirkan pada tahun 1533 oleh Syekh Maulana Hasanudin Sultan Banten.

Baca Juga: Libur Hari Lahir Pancasila, Kawasan Masjid Agung Banten Ramai Pengunjung, Berkah Bagi Pedagang

Namun, perihal pendirian Masjid Kasunyatan ini, ada beberapa versi, ada yang mengatakan bahwa Masjid Kasunyatan ini didirikan oleh Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sultan Cirebon (Ayah Sultan Hasanudin), ada juga yang berpendapat didirikan oleh Syekh Maulana Yusuf (Putra Sultan Hasanudin).

Namun, berdasarkan penjelasan dari Sekretaris DKM Masjid Kasunyatan Ustadz Nawahi, jika melihat masa Syekh Maulana Hasanudin sebagai Sultan Banten yakni sejak tahun 1552-1570 Masehi, maka yang termasyhur, pendirian Masjid Kasunyatan tersebut didirikan pada masa Syekh Maulana Hasanudin Sultan Banten.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Vihara Avalokitesvara, Dibangun Dekat Masjid Agung Banten, Menyimpan Kisah Cinta Sultan

Lalu, apa arti dari nama Masjid Kasunyatan sendiri?

Menurut penjelasan dari Ustadz Nawahi, sebenarnya dahulu nama Kasunyatan adalah Kasunatan, namun karena terbiasa atas pelafalan yang diucapkan, hingga akhirnya masyarakat terbiasa dengan menyebutnya sebagai ‘Kasunyatan’.

“Jadi sebenarnya Kasunyatan itu adalah Kasunatan, berarti tempat khitan, mengislamkan atau mensucikan, berhubung ya lidah masyarakat saat dahulu terbiasa mengucapkannya Kasunyatan, jadi terbawa hingga sekarang akhirnya dikenal sebagai Masjid Kasunyatan,” ujarnya kepada KabarBanten Pada Kamis, 3 Juni 2021.

Baca Juga: Masjid Terate Udik Cilegon, Saksi Sejarah Mengadili Melalui Sumpah

Masjid Kasunyatan ini, memiliki luas kurang lebih 144 Meter Persegi, dengan Panjang sekira 12 Meter dan Lebar sekira 12 Meter, oleh karenanya Masjid Agung Kasunyatan ini juga dikenal sebagai bangunan Masjid Huruf Surat Al-Fatihah.

Sebagai salah satu masjid tertua di Banten, Masjid Kasunyatan ini masih menyimpan beberapa benda peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih terawat rapi dan dapat dinikmati oleh semua kalangan yang mengunjungi Masjid Kasunyatan ini.

Benda-benda sejarah yang masih dapat anda temui di Masjid Kasunyatan tersebut yakni Mimbarnya yang terlihat begitu mewah, dan juga pedang sis atau pedang kembar dengan pegangan berwarna kuning keoranye-an dan berbahan besi.

Baca Juga: Indonesia Kirim 27 Imam Masjid ke Uni Emirat Arab, Terbanyak dari Banten, Berikut Daftar Namanya

Menurut Ustaz Nawahi, pedang sis atau pedang sendiri, merupakan benda yang dahulu biasa digunakan untuk berkhutbah.

“Ukuran pedang sis atau kembar ini cukup panjang, dan dahulu lebih panjang lagi, karena potong jadi panjangnya segini,” ujar Ustadz Nawahi sambil memperlihatkan pedang sis tersebut.

Selain adanyanya peninggalan sejarah yang dapat dinikmati langsung di dalamasjid, di depan atau sekitaran plataran masjid Agung juga terdapat kolam atau biasa digunakan sebagai tempat wudhu hingga tempat mandi.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Masjid Agung Ats-Tsauroh, Dibangun Sebelum Masa Kemerdekaan, Memiliki Arti Perjuangan

Kolam tersebut bisa dikatakan sebagai kolam keramat atau bersejarah karena hadir beriringan dengan masjid dan juga atau menara masjid.

Kolam yang berada di sekitaran masjid sendiri, dikenal dengan nama kolam qulahan, yang diambil atau diserap dari bahasa arab yakni qullataini yang memiliki arti air banyak.

Menurut ilmu fiqih sendiri, jika air banyak sebanyak dua Qulah, tidak berlaku najis saat kejatuhan najis contohnya tai cicak, kecuali air banyak tersebut berubah baik warna, rasa, juga bau dari airnya.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Masjid Raya Al-Bantani, Terinspirasi Kisah Hijrah Rasulullah, Hasil Pemikiran Ulama Banten

Adapun detail bentuk dari kolam air sendiri, memiliki 4 gerbang atau pintu dan berdasarkan faidahnya kolam Kasunyatan tersebut dikenal sebagai sumur bintang, sumur kejayaan, termasuk juga dikenal sebagai cai kahuriban (kehidupan).

Berdasarkan penjelasan Ustaz Nawahi, konon ke-4 pintu atau gerbang untuk memasuki kolam tersebut, memiliki arti pada setiap gerbangnya yakni sebagai sumber keilmuan, usaha, pengobatan/kesehatan, dan yang terakhir yakni pangkat atau jabatan.

Selain itu, dahulu kolam qulahan yang berada di sekitar Masjid Kasunyatan sendiri, biasa digunakan masyarakat untuk mandi setelah berperang, dengan sejarah dan arti dari ke-4 gerbang tersebut, hingga sekarang kolam tersebut juga masih digunakan sebagai tempat mandi oleh masyarakat.

Baca Juga: Jelang Puasa Ramadan, Masjid Agung Banten Lama dan Masjid Keramat Luar Batang Ramai Dikunjungi Peziarah

Bahkan, bukan hanya masyarakat sekitar, masyarakat dari luar daerah termasuk artis juga turut serta mandi di kolam qulahan dengan kedalaman sekira 11 meter yang dikenal sebagai kolam keramat dengan memiliki ke-4 keutamaan.

Namun perlu diingat, sebagaimana penjelasan dari Ustadz Nawahi hal tersebut hanyalah sebuah wasilah, tetap saja meski sudah mandi di kolam qulahan tersebut, zat yang mampu mengabulkan hajat setiap individu atau masyarakat hanyalah Allah SWT.

Selain kolam dan menara masjid sebagai bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, di lingkungan Masjid Kasunyatan juga tedapat pemakaman.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Merak Cilegon, Diambil dari Nama Hewan, Terdapat Pelabuhan yang Kaya akan Nilai Sejarah

Menurut Ustadz Nawahi, pada pemakaman umum yang berada di depan Masjid Kasunyatan, terdapat makam-makam aulia yang masuk dalam silsilah keluarga Kesultanan.

Makam-makam aulia yang terdapat di Masjid Kasunyatan sendiri di antaranya yakni:
1. Makam Syekh Maulana Abdul Syukur Sepuh sebagai penasehat dari Syekh Maualana Hasanudin Sultan Banten.
2. Makam Syekh Ahmad Almadani sebagai guru tarekat dari Madinah.
3. Makam Syekh Abdul Syukur Anom atau Putra sebagai badal (asisten) Syekh Abdul Syukur

Baca Juga: Menapaki Jejak Wisata Sejarah di Kota Rangkasbitung

4. Makam Pangeran Arya Kasunyatan (turunan Sultan Hasanudin)
5. Makam Nyai Ratu Asiyah sebagai Ibunya Sultan terakhir Rafiudin yang dibuang Belanda ke Surabaya.

Untuk diketahui, selain Masjid Agung Kasunyatan, 4 Masjid yang tekenal sebagai 4 masjid tertua di Banten, yang pertama yakni Masjid Pacinan tinggi, yang kedua yakni Masjid Agung Kasunyatan itu sendiri, lalu yang ketiga yakni Masjid Agung Banten, dan yang terakhir yakni Masjid Kenari.*** 

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler