Warga Baduy Sering Berganti Nama, Ribuan Dokumen Kependudukan Diterbitkan, Kemendagri Jebol Selama Tiga Hari

31 Agustus 2021, 20:24 WIB
Warga Baduy tertib mengantre pelayanan dokumen kependudukan dari Kemendagri yang dilakukan melalui program Jebol selama tiga hari. /Tangkapan layar kemendagri.go.id

KABAR BANTEN - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terbitkan 1.168 dokumen kependudukan warga baduy.

Penerbitan dokumen kependudukan warga Baduy tersebut, dilakukan melalui skema jemput bola (jebol) atau jebol, berkolaborasi dengan Dinas Dukcapil Provinsi Banten, Dinas Dukcapil Kabupaten Lebak, dan dibantu relawan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI).

Dalam pelayanan penerbitan dokumen kependudukan melalui kegiatan Jebol Adminduk tersebut, program Kemendagri itu mendapat antusiasi yang tinggi dari  Baduy Dalam dan Baduy Luar terdiri dari KTP-el, Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran, dan Kartu Identitas Anak (KIA).

Baca Juga: 2.000 Warga Suku Baduy Belum Punya KTP, Dirjen Dukcapil Lakukan Ini

“Kami melakukan perekaman KTP-el bagi 338 orang, menerbitkan Akta Kelahiran bagi 226 anak, Kartu Identitas Anak (KIA) bagi 194 anak, dan Kartu Keluarga (KK) bagi 410 keluarga,” kata Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, dikutip dari kemendagri.go.id, apda Monggu, 30 Agustus 2021.

Pelayanan jemput bola tersebut dilakukan selama tiga hari, mulai dari tanggal 27 sampai dengan 29 Agustus 2021.

Meski antusias, masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar mengikuti pelayanan dengan sangat tertib. Protokol kesehatan juga tetap diberlakukan secara ketat.

Zudan berterima kasih pada seluruh pihak yang terlibat dalam menyukseskan kegiatan jemput bola tersebut, khususnya bagi pimpinan adat setempat.

“Saya berterima kasih kepada Puun Yasih, Jaro Alim, dan Jaro Saija selaku pimpinan masyarakat adat Baduy Dalam dan Baduy Luar,” ujar Zudan.

Pelayanan yang dilakukan bukan tanpa kendala, karena masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar tidak merasa perlu untuk melaporkan adanya penduduk yang meninggal.

“Masyarakat Baduy juga kerap berganti nama. Ada yang berganti nama karena sakit, ada pula yang berganti nama karena memiliki anak baru,” ungkap Zudan.

Dia mencontohkan, ketika lahir anak pertama Ayah Mursid, kemudian lahir anak kedua bernama Saidi, sehingga ia berganti nama menjadi Ayah Saidi.

Meski demikian, hal itu bukan menjadi masalah yang rumit.“Kami dapat menghadirkan solusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat adat di sana

Sejalan dengan arahan Mendagri Bapak Tito Karnavian, kami juga akan melakukan pelayanan lanjutan selama satu bulan di balai desa yang dekat dengan suku baduy, yakni di Desa Ciboleger,” katanya.

Baca Juga: Eksplor Destinasi Wisata Kabupaten Lebak, Pelawak Peppy Kunjungi Museum Multatuli Hingga Suku Baduy

Bakan, pihaknya juga akan buka sampai malam karena banyak warga Baduy yang sibuk bekerja di lading jika pada siang hari.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Kemendagri.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler