Pekan Imunisasi Dunia Dimulai 4-10 Mei, Dinkes Kabupaten Serang Minta Masyarakat Manfaatkan Secara Maksimal

9 Mei 2023, 10:16 WIB
Petugas puskesmas dibawah naungan Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang saat melakukan imunisasi terhadap bayi dan balita di salah satu kecamatan di Kabupaten Serang Senin 8 Mei 2023. Saat ini sedang berlangsung Pekan Imunisasi Dunia. /Dok. Dinkes Kabupaten Serang


KABAR BANTEN - Pekan Imunisasi Dunia di Kabupaten Serang dilakukan selama periode 4-10 Mei 2023.

Momentum Pekan Imunisasi Dunia tersebut dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang untuk mengejar target capaian imunisasi dasar.

Sebab hingga saat ini masih banyak bayi dan balita di Kabupaten Serang yang lengkap imunisasi dasarnya.

Baca Juga: Percepatan Imunisasi Anak dengan Gerakan BIAN, Segini Capaian di Kabupaten Serang

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, Pekan Imunisasi Dunia dimulai sejak 4-10 Mei 2023.

Dalam kegiatan tersebut tidak ada target, tapi intinya adalah dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita.

"Jadi diharapkan dengan pekan imunisasi dunia ini semua puskesmas diwajibkan adakan kegiatan gebyar imunisasi. Jadi untuk meningkatkan cakupan imunisasi kita supaya tercapai," ujarnya kepada Kabar Banten, Senin 8 Mei 2023.

Ia mengatakan, di Kabupaten Serang masih banyak bayi dan balita yang belum lengkap imunisasi dasarnya.

Pada tahun 2023, ada beberapa kasus yang ditemukan di masyarakat ada yang terpapar difteri dan campak tersebar di beberapa kecamatan.

Ketika dicek ke lapangan, ternyata masih ada bayi dan balita di sekitar tempat kasus penyakit imunisasinya belum lengkap.

"Bahkan ada yang kena kasus itu masih nol (imunisasinya), jadi sama sekali belum terimunisasi. Makanya kita kejar jangan sampai ada bolong-bolong lagi," ucapnya.

Istianah mengatakan, berdasarkan data hasil evaluasi trimester pertama triwulan kesatu Januari sampai Maret, target imunisasi dasar diharapkan bisa 25 persen.

Dalam setahun ditargetkan 98 persen sehingga dibagi empat jadi 25 persen.

"Ternyata kita belum mencapai 25 persen di trimester pertama triwulan satu. Jadi kita harus punya strategi untuk bisa mengejarnya salah satunya kita manfaatkan momen pekan imunisasi dunia ini," katanya.

Baca Juga: Inilah 3 Dampak yang Muncul Jika Anak tidak Mendapat Imunisasi

Ia mengatakan, ada banyak dampak yang bisa didapatkan bayi dan balita apabila imunisasi dasarnya tidak lengkap.

Diantaranya tidak punya kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Seperti TBC, DPT (difteri, pertusis dan tetanus), HB untuk mencegah Hepatitis B, HIb untuk mencegah Pneumonia. Ada juga untuk mencegah campak rubella, polio.

"Kalau dia tidak diimunisasi atau imunisasi dasar tidak lengkap maka dia rentan terhadap penyakit tersebut. Padahal penyakit tersebut sangat berat dan berbahaya, bisa menyebabkan kecacatan atau kematian. Misal polio bisa lumpuh. Kalau lumpuh permanen seumur hidup, itu bisa dicegah dengan imunisasi," ucapnya.

Selain itu dengan imunisasi infeksi tidak gampang menyerang. Apabila sudah imunisasi dia punya kekebalan, ketika ada kuman dia tidak mudah tertular. Apabila sakit pun tidak akan berat.

Disinggung soal kesadaran masyarakat untuk ikut imunisasi, menurut dia seharusnya masyarakat sudah tahu pentingnya imunisasi.

Sebab sosialisasi imunisasi sudah dilakukan bertahun- tahun. Namun diakui dia masih ada beberapa kelompok masyarakat yang belum paham.

"Belum mengerti apa sih manfaatnya, jadi lebih mendengar informasi yang bersifat hoax tentang imunisasi. Sehingga mereka belum paham dan belum bawa anaknya untuk imunisasi," tuturnya.

Untuk itu ia mengajak agar masyarakat membawa bayinya untuk ikut imunisasi dasar lengkap di tempat pelayanan kesehatan yang telah disiapkan. "Gratis untuk imunisasi," ucapnya.***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler