BPBD Lebak Siagakan Tiga Mobil Tangki Air Antisipasi Krisis Air Bersih

13 Agustus 2023, 06:32 WIB
Ilustrasi kekeringan akibat El Nino di Kabupaten. /James Frid/pexel

KABAR BANTEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyiagakan tiga unit mobil tangki air  dengan kapasitas 6.000 liter/tangki untuk memasok air bersih pada warga yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau di daerah setempat.

"Kami menyiagakan tiga unit mobil tangki air untuk menyalurkan pasokan air bersih ke daerah-daerah rawan krisis air bersih," kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama,  di Lebak, Kamis 10 Agustus 2023.

Dia menyebutklan, air bersih yang disalurkan BPBD Lebak, dengan menggunakan tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki, sehingga total penyaluran air bersih 18 ribu liter digunakan untuk keperluan minum dan memasak.

Baca Juga: Puncak El Nino Diprediksi Agustus, Masyarakat Diminta Waspada Kekeringan

Dari 18 ribu liter itu, kata dia, bisa memenuhi ketersediaan air bersih sebanyak 200 kepala keluarga (KK). Pendistribusian bantuan air bersih tersebut setelah masyarakat mengajukan permohonan kepada BPBD Lebak.

Karena itu, pihaknya meminta warga yang dilanda krisis air bersih itu mengajukan permohonan dan diketahui camat dan desa/kelurahan.

 "Kami tidak melayani pendistribusian air bersih jika masyarakat tidak mengajukan," katanya.

Dia mengatakan, di aerah setempat  saat ini  terdapat  kedelapan kecamatan yang  dilanda kekeringan hingga menyebabkan terjadinya  krisis air bersih.

Baca Juga: Areal Persawahan di Lebak Mulai Alami Kekeringan, Ini Permintaan Petani kepada Pemda

Kedelapan kecamatan  itu  antara lain Warunggunung, Leuwidamar, Panggarangan, Cihara, Gunungkencana, Banjarsari, Wanasalam dan Maja.

Masyarakat di wilayah itu untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK) memanfaatkan air aliran sungai, irigasi dan kolam, yang kondisinya  tidak layak untuk keperluan MCK, karena sudah keruh dan berwarna.

Sementara itu, sejumlah warga Gunungkencana Kabupaten Lebak mengatakan  mereka terpaksa mencari air bersih ke lokasi sumber mata air yang ada.

Masyarakat mengambil air itu pada pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB. "Jika siang hari tentu sumber mata air kembali mengering dan tidak ada air bersih," kata Mahmud, warga Gunungkencana.*** 

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler