Waspadai Penyakit Pertusis di Kabupaten Serang, Dinkes: Sudah Ada Puskesmas yang Lapor

4 Oktober 2023, 11:10 WIB
Kabid P2P Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti menyebutkan pertusis harus diwaspadai. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi mulai nampak muncul kasus-kasusnya di Kabupaten Serang, diantaranya pertusis.

Pertusis merupakan batuk rejan atau batuk 40 hari yang disebabkan kuman Pertusis.

Sampai saat ini di Kabupaten Serang sudah ada empat laporan masuk ke dinas kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang terkait suspek pertusis.

Baca Juga: Tahapan Pencermatan DCS, di Kabupaten Serang Sejumlah Bacaleg Geser Dapil dan Ganti Nomor Urut

Untuk memastikan kebenaran kasus pertusis atau bukan, Dinas Kesehatan kabupaten serang perlu melakukan cek laboratorium lebih dahulu.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, untuk periode Juli Agustus penyakit ISPA trennya meningkat dibandingkan sebelumnya.

Kemudian saat ini suhu masih panas, sehingga kasus ISPA masih tinggi.

Berdasarkan data pada Juni terdapat 8.429 kasus ISPA, Juli 9.409 kasus dan Agustus 12.318 kasus.

Lima puskesmas yang melaporkan kasus ISPA tertinggi yakni Jawilan 2.008 kasus, Pamarayan 2.659 kasus, Kramatwatu 1.403 kasus, Cikeusal 1.539 kasus, Ciruas 1.214 kasus.

Kemudian kata dia, yang perlu diwaspadai saat ini yakni pertusis. Pihaknya sempat menerima empat laporan kasus suspek pertusis atau batuk rejan alias batuk 40 hari. Diantaranya ada dari Bojonegara, dan Mancak.

"Ada empat kasus dicurigai Pertusis atau batuk rejan alias batuk 40 hari. Penyebab pertusis kuman, dia menyebabkan batuk rejan batuk sampai ngikih terbungkuk," ujarnya kepada Kabar Banten, Selasa 3 Oktober 2023.

Kasus tersebut terjadi pada balita, yang secara umum belum mendapatkan imunisasi. Imunisasi dasar lengkap (IDL) dan imunisasi primer lengkap (IPL) dapat memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti difteri, pertusis, tetanus, campak, rubella, polio, dan Hepatitis B serta pneumonia.

"PD3I sangat berbahaya bagi bayi dan balita karena dapat mengakibatkan sakit yang parah sampai kematian dan kecacatan," ucapnya.

Istianah mengatakan, Pertusis merupakan penyakit yang masuk kategori ISPA.

Pihaknya saat ini sudah turun ke lapangan untuk menyelidiki, namun demikian belum bisa dipastikan dan baru suapek.

Sebab untuk pembuktian harus dicek laboratorium.

"Ini sedang kita lacak ambil sampelnya kemudian kita cek ke laboratorium apakah benar pertusis atau difteri, cuma belum selesai prosesnya," katanya.

Selain pertusis kata dia, beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi mulai ada penampakan kasus.

Seperti diantaranya campak rubella ada peningkatan, kemudian difteri.

Baca Juga: HUT Provisni Banten ke 23, Pembentukan Kabupaten Cilangkahan Jadi PR

Ia mencurigai adanya peningkatan kasus penyakit tersebut karena saat Covid-19 cakupan imunisasi turun, sebab ada beberapa pembatasan.

"Ini baru mulai dampaknya kelihatan. Kemungkinan anak-anak yang rentan yang tidak sempat imunisasi lengkap begitu ada kuman dia kena," ucapnya.

Oleh karena itu ia meminta masyarakat waspada terhadap pertusis, difteri, campak rubella.

Sebab untuk Campak rubella ada yang haisl laboratorium sudah keluar dan positif.

Pertusis dapat diobati dan dapat sembuh.

Kemudian bagi orang yang berhubungan erat dengan korban diberi obat-obatan sebab bisa menular seperti Covid-19 dan TBC.

"Ini kategori ISPA, jadi kumannya dibatukkan dibersin kan oleh yang sakit ada di udara terhirup yang sehat yang sehat bisa tertular, lewat percikan air liur, batuk, bersin," ujarnya.

Ia pun menekankan kepada masyarakat agar selalu menjaga PHBS.

Kemudian memakai masker ketika ditempat kerumunan, selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir ketika mau makan.

Jaga imunitas tubuh dengan makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, hindari stress, perbaikan sanitasi lingkungan, gunakan air bersih sehat.

"Terus jaga lingkungan rumah bersih dari debu karena di dalam debu banyak partikel masuk diantaranya kuman penyakit. Kalau ada hewan peliharaan hati-hati terutama yang berbulu bisa saja di bulu itu menempel kuman. AC dibersihkan enam bulan sekali agar udara tetap segar. Imunisasi untuk bayi balita karena bisa mencegah membentuk kekebalan aktif supaya penyakit itu bisa ada kekebalan terutama anak-anak yang rentan," ucapnya.

Menurut dia, semua penyakit yang dapet dicegah dengan imunisasi dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu dilakukan upaya pencegahan spesifik dengan imunisasi. Sebab imunisasi membentuk kekebalan dan khusus untuk penyakit tertentu.

"Misal kan DPT itu khusus kekebalan difteri, pertusis dan tetanus, ketiganya sangat bisa menyebabkan kematian," katanya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler