Ingin Tembus Pasar Internasional, Milenial Kabupaten Serang Dilatih Buat Gerabah oleh Alumni ITB

6 Oktober 2023, 10:12 WIB
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat meninjau produk gerabah hasil pelatihan Milenial dengan Kiyomi Bandung di pendopo Bupati Serang, Kamis 5 Oktober 2023. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Sebanyak 20 Milenial Kabupaten Serang asal delapan kecamatan dilatih membuat gerabah di Kecamatan Anyer sejak Senin 2 Oktober 2023.

Pelatihan membuat gerabah oleh Kiyomi Bandung atau Alumni Kriya ITB tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan model gerabah yang dihasilkan.

Agar produk gerabah di Kabupaten Serang bisa menembus pasar internasional dan membuat kesejahteraan bagi pengrajinnya.

Baca Juga: 15 Nama Bayi Perempuan Modern Lahir di Bulan Februari Bermakna Anugerah, berilmu dan Cantik

Kepala Diskoumperindag Kabupaten Serang Adang Rahmat mengatakan, ada 20 Milenial yang dilatih membuat gerabah dari delapan kecamatan.

Diantaranya dari Ciruas, Anyer dan Cinangka.

Saat ini pihaknya pun sedang berupaya melakukan pemasaran produk gerabah yang ada di Kabupaten Serang.

Oleh karena itu pihaknya mengadakan pelatihan dengan menggandeng Kiyomi Bandung.

Pelatihan dilakukan di Anyer sejak Senin 2 Oktober 2023.

"Kiyomi Bandung itu lulusan ITB biar gerabah yang ada di Kabupaten Serang bisa masuk pasaran. Kita berharap ke pasar Internasional karena di perhotelan juga kelihatan itu sangat membutuhkan untuk hiasan, makanya kita mmbuat gerabah yang laku di pasaran," ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui dalam acara penutupan pelatihan di Pendopo Bupati Serang, Kamis 5 Oktober 2023.

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan hari ini dilakukan penutupan pelatihan pengrajin gerabah.

Pelatihan dilakukan di Anyer hanya saja untuk penutupan dilakukan di pendopo.

"Alhamdulillah ini ada 20 orang di Kabupaten Serang diambil untuk di beri pelatihan pengrajin gerabah," ujarnya.

Ia mengatakan, pelatihan dilakukan karena dirinya ingin mengembangkan pengrajin gerabah di Bumi Jaya Ciruas agar bisa mengembangkan produknya.

Oleh karena itu pihaknya melalui Diskoumperindag berkerjasama denban Kiyomi Bandung yang merupakan alumni Kriya ITB.

"Kami minta mereka untuk memberi pelatihan membimbing anak anak yang akan kita kawal untuk jadi pengrajin gerabah khususnya oleh Diskoumperindag," ucapnya.

Tatu mengatakan yang dilatih dalam kegiatan tersebut adalah anak muda. Sedangkan pengrajin yang ada di Bumi Jaya rata rata adalah orang tua.

Ia sengaja mencari anak muda yang diajak masuk ke industri gerabah.

"Supaya bisa kembangkan produknya tidak terbatas beberapa produk di Ciruas. Ini kan produk yang kita lihat misalnya apa yang dibutuhkan di pasar model seperti apa bentuk seperti apa, kan mereka Kiyomi sudah biasa ikut pameran supaya mereka ikut," tuturnya.

Ia berharap peserta pelatihan bisa dilatih sampai bisa dan mahir.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Gambar Hati, Bisa Ungkap Hubungan Kamu Dengan Pasangan

Pelatihan tidak bisa dilakukan satu kali namun harus beberapa kali agar mahir dan terus berinovasi dalam hal bentuk dan model.

"Tugas Diskoumperindag menyiapkan peralatan sarana prasarana pendukungnya. Saya sampaikan ke dinas pariwisata untuk dikerjasamakan dengan Hotel Anyer Cinangka supaya mereka mau buka display untuk produk UMKM di kabupaten serang salah satunya ini," ucapnya.

Disinggung model gerabah yang ada di Kabupaten Serang ia mengatakan bentuk yang ada masih standar.

Ia ingin lebih ditingkatkan. Sebab perkembangan gerabah keramik di luar begitu luar biasa.

"Kita ingin ikut, karena Serang punya bahan baku, ingin ikut ke dunia yang berkembang di dunia gerabah," katanya.

Selain itu terkait banyak anak muda di Bumi Jaya yang lebih tertarik bekerja di pabrik dibandingkan menjadi pengrajin, Tatu mengatakan gerabah di Bumi Jaya memang belum dikembangkan oleh anak muda dan lebih banyak dilakukan orang tua.

Kemudian dari sisi penghasilan anak muda tersebut berhitung dan lebih menarik bekerja di pabrik.

"Mereka ingin bekerja di pabrik padahal jumlah masuk pabrik ada batasnya. Tidak bisa tiap saat masuk, gak bisa dalam jumlah yang kita mau karena tergantung pemilik pabrik. Nah ini dibuat pengembangan UMKM untuk buka lapangan kerja. Oleh sebab itu gerabah batik, pengrajin bambu kita partnerkan dengan yang sudah ahli di bidangnya supaya mereka bisa dibawa," ucapnya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler