Jejak Sejarah Tsunami di Kota Cilegon, Satu Desa Tenggelam, Danau Ini Jadi Saksi Bisu Kengeriannya

- 9 Februari 2021, 10:17 WIB
 Suasana Situ Rawa Arum, di Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.
Suasana Situ Rawa Arum, di Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon. /ksmtour.com/

KABAR BANTEN - Jejak tsunami masa lalu juga ditemukan di Kota Cilegon. Ini erat kaitannya dengan peristiwa letusan Gunung Krakatau pada 1883.

Kejadian itu juga berkaitan dengan asal-usul Danau Rawa Arum, sebuah danau tadah hujan yang terletak di Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.

Di dasar danau itu, terkubur sebuah desa yang hilang ditelan bumi akibat letusan Gunung Krakatau dan tsunami, 138 tahun yang lalu.

Baca Juga: Jejak Tsunami Purba Ditemukan di Lebak Selatan Banten, LIPI Tunjukkan Buktinya, Bikin Para Ahli Tercengang

Sawiri (65), sesepuh di Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon mengatakan, ratusan tahun yang lalu Situ Rawa Arum adalah sebuah permukiman bernama Desa Telaga.

Desa ini kaya akan sumber daya alam. Di sisi darat mereka punya sawah, di sisi laut mereka memiliki ikan melimpah.

"Desa Telaga itu desa makmur, berdiri di zaman Kesultanan Banten. Tidak pernah kekurangan apa-apa karena sumber daya alamnya banyak," katanya.

Baca Juga: Ditemukan!Perbukitan Vulkanik Hingga Gunung Api Purba, Peneliti Unsri juga Ungkap Jejak Tsunami di Lokasi Ini

Saat itu, Desa Telaga dipimpin Ki Ageng Ireng. Ki Ageng Ireng tidak menduga harus berhadapan bencana alam besar, yakni meletusnya Gunung Krakatau yang disusul tsunami.

"Saat kepemimpinan Ki Ageng Ireng ini, bencana Gunung Krakatau meletus," ujarnya.

Saat meletus, kekuatan ledakannya tercatat 130 ribu lebih besar dari bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Baca Juga: Kabupaten Lebak Sering Diguncang Gempa, Minta Dipasang Pendeteksi Tsunami, Warga Bayah: Ngeri Kalau Dibayangin

Saat itu, Ki Ageng Ireng memerintahkan seluruh penduduk untuk evakuasi ke pegunungan Merak.

"Keputusan Ki Ageng Ireng sangat tepat. Sebab beberapa saat setelah letusan, tsunami datang meluluhlantakkan daratan," tuturnya.

Tiga minggu lamanya, Ki Ageng Ireng bersama warga Desa Telaga mengungsi di pegunungan. Betapa kaget mereka, ketika pulang Desa Telaga amblas ke dalam tanah dan tertutup air laut.

Baca Juga: Dulur-dulur Jangan Khawatir, Ada Tips Menghadapi Bencana Ringan di Akhir Musim Penghujan

"Gempa bumi akibat meletusnya Gunung Merapi membuat Desa Telaga amblas. Lalu cekungan desa itu tertutup alir laut yang terbawa tsunami, membentuk danau air asin," ucap Sawiri.

Ki Ageng Ireng tidak putus asa. Sambil berharap untuk bisa membangun kembali desanya, ia memerintahkan warga untuk bermukim di sekeliling danau.

Ia menunggu air laut yang menutupi desanya itu surut. Namun setelah ditunggu bertahun-tahun, danau itu tidak juga surut.

Baca Juga: Hujan Ekstrem Mengguyur Sejumlah Wilayah di Indonesia, Kapan Akan Berakhir? Ini Prediksi BMKG

"Bukannya surut, eh airnya malah jadi tawar. Setelah itu di danau tumbuh banyak bunga teratai. Danau jadi mengeluarkan aroma harum. Pada akhirnya danau itu diberi nama Danau Rawa Arum," kata Sawiri.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah