MUI Pandeglang: Pimpinan Aliran Hakekok Siap Bertobat, Polisi Temukan Jimat dan Alat Kontrasepsi

- 13 Maret 2021, 10:59 WIB
KH. Hamdi Ma'ani, Ketua MUI Kabupaten Pandeglang.
KH. Hamdi Ma'ani, Ketua MUI Kabupaten Pandeglang. /Kabar Banten/Iman Faturahman/

KABAR BANTEN - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang KH Hamdi Ma'ani mengaku sudah menemui pimpinan penganut aliran Hakekok yang diamankan  Polres Pandeglang.

Pernyataan itu disampaikan Ketua MUI Pandeglang KH Hamdi Ma'ani kepada awak media usai menggelar pertemuan bersama unsur Muspida Pandeglang membahas aliran Hakekok.

"Tadi saya sudah ketemu Mbahnya (Pimpinan Penganut aliran Hakekok)  Pak Arya. Setelah ssaya ngobrol dengan dia, dia merasa bersalah dan siap untuk dibenarkan, dan siap  untuk dibimbing, dan siap bertobat," kata Ketua MUI Kabupaten Pandeglang KH Hamdi Ma'ani, kepada awak meedia Jumat, 12 Maret 2021.

Baca Juga: Sudah Diberikan Pembinaan, MUI Pandeglang Sebut Penganut Aliran Sesat Hakekok Kambuh Lagi

Pimpinan aliran Hakekok memberikan keterangan kenapa sampai melakukan mandi bersama telanjang bertujuan membersihkan diri.

"Ajaran apa yang disampaikan kepada pengikutnya tidak diketahui. Namun perlu diketahui beesama bahwa sebelumnya telah ada komitmen (setelah mengikuti ajaran Hakekok) nanti akan diberikan kekayaan yang luar biasa tapi ditunggu-tunggu tak kunjung tiba sehingga pimpinannya mengajak, yuk kita membersihkan diri terus bubar itu yang Abah (Ketua MUI) tangkap dari keterangan Pak Arya," katanya.

Ia mengungkapkan, terkait ajaran Hakekok Balakasuta akan dilakukan pengkajian oleh Komisi Kajian dan Penguatan Hukum serta Komisi Fatwa MUI. 

Baca Juga: Muncul Aliran Sesat Hakekok di Pandeglang, Anggota Komisi III DPR Adde Rosi Sarankan Hal Ini ke MUI

"Dalam waktu dekat akan kita kumpulkan bagaimana hasil kajian, apakah ini aliran sesatr atau menyimpang. Kalau berdasarkan hasil pemeriksaan dari Kepolisian kalau saya pribadi itu adalah ajaran menyimpang, kenapa?, masak mandi bersama - sama telanjang," katanya.

Kapolres Pandeglang AKBP Hamam Wahyudi menuturkan, kelanjutan dari kejadian ini sementara diamankan dulu di Polres Pandeglang.

"Kami akan komunikasi dengan tokoh ulama ada di sini, yaitu setelah ada putusan fatwa dari MUI Kabupaten Pandeglang. Kita akan melakukan pembinaan kepada meraka dan insyaallah dari para tokoh - tokoh ulama siap dan bersedia," katanya.

Baca Juga: Viral! Aliran Sesat di Kabupaten Pandeglang, Polres Pandeglang Ambil Tindakan, 16 Orang Diamankan

Sehingga, Kapolres menjelaskan, setelah hasil dari pembinaan pihaknya akan mengembalikan kembali kalau memang sudah dinyatakan mereka kembali ke jalan benar. Berdasarkan hasil olah TKP yang ada di kediaman bersangkutan telah dikumpulkan sejumlah barang bukti.

"Kami mengumpulkan beberapa barang bukti, ada jimat, kemudian ada pusaka - pusaka, jimat - jimat dan alat kontrasepsi, dan saat ini telah kita amankan. Dan itu ada di salah satu kediaman orang tersebut," katanya.

Diduga jimat dan pusaka dimiliki ketuanya digunakan kemampuan bisa mempengaruhi pengikutnya. Selain menggunakan itu, dalam upaya menarik pengikut, berdasaekan hasil keterangan para saksi memang pimpinannnya memperngaruhi mereka , disampaikan apabila ingin selamat dunia dan akhirat dan ingin mendapatkan kehidupan yang lebih layak ya harus mengikuti keyakinan tersebut," katanya.

Baca Juga: Hilang Dihantam Ombak di Perairan Sumur, Tim SAR Temukan Nelayan Kabupaten Pandeglang, Begini Kondisinya

Bupati Pandeglang Irna Narulita mengaku, prihatin atas adanya warga yang mengikuti ajaran Hakekok.

"Kita semua prihatin ya, hal-hal tak kita duga," katanya.

Terkait penyelesain masalah tersebut harus rembugan bersama-sama unsur Muspida, MUI, tokoh agama dan tokoh ulama serta masyarakat.

"Tadi saya sampaikan jangan mereka dijauhkan, ada kehilapan dan lain sebagainya. Urusan rohani, urusan yang menyesakkan dada mereka sehingga ada hal-hal yang tidak bisa mereka terima sehingga bemasalah dengan psikisnya," katanya.

Baca Juga: Gubernur Banten Terbitkan Pergub, Berikut Aturan Penerapan PPKM Skala Mikro di Banten

Irna menegakan, mungkin banyak yang dialami oleh mereka sehingga timbul hal-hal tidak diinginkan.

"Timbul hal-hal tidak kita duga ini, kita akan perbaiki mereka bekerjasama dengan MUI agar kembali ke jalan Allah SWT. Mungkin ini juga salah kita,  kita rangkul, agar mereka juga tidak merasa disalahkan, kita juga jangan berpikir negatif kepada mereka, mungkin ada salah kita," katanya.

Irna menilai, mungkin saja mereka ada permasalahan keluarga, ekonomi.

"Kita harus terbuka dan mereka masih mau kembali ke jalan Allah dan mereka manusia biasa Allah SWT maha pemaaf. Sebagai umat islam tingkatkan keimanan kita, solat lima waktu, tidak boleh ada diskriminasi, dan masyarakat belajar kepada guru-guru betul -betul tahu, jangan belajar melalui dunia maya, belajar pengajian ya di Majlis supaya betul arahnya, berdasarkan Alquran dan hadits," katanya.***

 

 

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah