Mengenal Asal Usul Nama Jalan Multatuli Rangkasbitung, Jejaknya Ada di Surat Kabar Tahun 1933

- 16 Juli 2021, 19:04 WIB
Jalan Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Jalan Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. /Kabar Banten/Purnama Irawan

Dari sini bisa disimpulkan Multatuli sejak 1933 sudah menjadi nama jalan di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

"Informasi lain datang dari R. Broersma yang pernah menulis di surat kabar Nieuwe Rotterdam, lalu dimuat ulang Algemeen Handelsblad terbitan Semarang pada 9 Juni 1926," katanya.

Ia menceritakan tentang monumen meja batu di halaman rumah bekas kediaman Douwes Dekker (Eduard Douwes Dekker sebagai Asisten Residen di Lebak yang memiliki nama pena Multatuli) di Rangkasbitung.

Hal yang menarik adalah, ia menjelaskan bahwa tidak ada jalan yang dinamai menurut namanya (Multatuli).

"Dua informasi dari surat kabar ini dapat ditarik asumsi awal bahwa penamaan jalan utama di Rangkasbitung itu berkisar di rentang tahun 1926 hingga 1933," katanya.

Baca Juga: Kunjungi Museum Multatuli Rangkasbitung, Warga Amerika Jadi Satu-satunya Wisatawan Asing Saat Pandemi Covid-19

Ada hal menarik di rentang waktu itu karena mulai awal abad ke-20 hingga senja kalanya pemerintahan kolonial pada 1941, Indonesia (Hindia-Belanda) mulai menerapkan sistem Politik Etis.

Ditandai dengan pidato Ratu Belanda (Wihelmina), perlu adanya balas budi kepada tanah jajahan.

"Memang, politik etis memberikan cukup perubahan di koloni, khususnya diberikan pendidikan masif hingga jadi senjata makan tuan karena memunculkan nasionalisme Indonesia," katanya.

Pada tahun 1926 pula menjadi tanda Hindia-Belanda secara kehidupan menjadi semacam negara polisi (politiestaat) untuk membumihanguskan gerakan-gerakan nasionalis saat itu.
Politik Etis merupakan buah pikiran orang-orang Liberal di Belanda dari hasil perdebatan panjang sejak cultuurstelsel.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x