Ia menambahkan, bahwasannya bagi sebagian orang Multatuli bisa dianggap sebagai pahlawan karena membuka borok kolonialisme Belanda.
Sebagian lainnya menganggap ia bagian dari kolonial, tidak bisa disandingkan bersama tokoh nasionalis seperti Soekarno, Hatta, Tan Malaka, atau lainnya.
"Ini menarik karena kontroversi seputar Multatuli masih belum selesai hingga detik ini," katanya.
Kontroversinya hanya itu-itu saja, pahlawan atau bukan, benar atau tidak ceritanya.
"Mengenai Multatuli sebagai bagian dari proses sejarah, serta pembentukan citra Multatuli sebagai identitas di Lebak," katanya.***