Tradisi Liliuran ini, bukan dilakukan oleh semua warga Baduy, melainkan ada kelompoknya sendiri.
Sebab, semua aktivitas yang dikerjakan secara Liliuran ini berada dalam ranah kepentingan pribadi.
Baca Juga: Tentram Sampai Tua, Begini Kecocokan Jodoh Weton Kamis Kliwon dengan Kamis Pon Menurut Primbon Jawa
Artinya, tradisi Liliuran ini bukan dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang bersinggungan dengan kemaslahatan seluruh Suku Baduy, melainkan pekerjaan berat milik seseorang yang jika dilakukan dengan tradisi Liliuran maka akan segera selesai.
Saat seseorang mempunyai pekerjaan berat dalam masyarakat pada umumnya, tentu orang yang membantu setelahnya akan diberikan upah.
Namun, hal ini berbeda dengan Suku Baduy, saat seseorang mempunyai pekerjaan yang berat untuk dilakukan sendiri, maka orang yang membantunya tidak mendapatakan upah.
Baca Juga: Perbaiki Salatmu, Niscaya Allah Beri Ketenangan dalam Hidupmu, Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Bahkan, menjadi kewajiban untuk seseorang yang tergabung dalam kelompok Liliuran tertentu untuk membantu meringankan pekerjaan berat yang dialami anggota kelompok lainnya.
Balasan untuk orang-orang yang membantu tersebut adalah tenaga yang punya hajat yang nanti membantu kembali jikalau orang yang membantu mempunyai pekerjaan berat dikemudian hari.
Dalam praktek di masyarakat Baduy, tradisi Liliuran ini dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, kamu remaja, hingga orang dewasa.