Mengenal Liliuran, Tradisi Masyarakat Suku Baduy, Ajang Ringankan Beban Pekerjaan dengan Cara Ini

- 16 September 2021, 11:55 WIB
Liliuran, tradisi Suku Baduy yang dilakukan sesuai jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan berfungsi untuk meringankan beban pekerjaan.
Liliuran, tradisi Suku Baduy yang dilakukan sesuai jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan berfungsi untuk meringankan beban pekerjaan. /Antara Foto/Muhammad Bagus Khoirunas

Begitupun sebaliknya dalam kelompok Liliuran pun ada anggota yang bertambah, karena saat keluar dari kelompok Liliuran tertentu, maka ia akan mencari kelompok liliuran yang baru.

Bagi seseorang yang sudah tergabung dalam kelompok Liliuran ini, maka orang tersebut akan teringat dengan kewajiban dan juga haknya sendiri.

Ia wajib membantu dan berhak dibantu orang lain dalam melakukan aktivitas pekerjaan yang berat.

Baca Juga: Kapolres Pandeglang Kunjungi Rutan Kelas II B, Jalin Sinergitas Penanganan Covid-19

Dalam tradisi Suku Baduy, seseorang yang memiliki pekerjaan berat dan dibantu oleh anggota kelompok Liliuran, maka ia juga harus mempunyai kemampuan dalam menjamu.

Biasanya saat pekerjaan selesai, maka akan ada proses menjamu entah dengan kue ataupun makanan lainnya yang nantinya akan disantap bersama-sama.

Untuk jenis pekerjaan yang dilakukan dengan tradisi Liliuran bagi seorang perempuan, biasanya mengharap pekerjaan yang ada kaitannya dengan dapur.

Baca Juga: Rumah Terdampak Proyek Long Storage Kalimati Ciujung Lama, Akan Ada Dana Kerohiman

Jenis pekerjaannya seperti mengambil bahan makanan, mengambil daun, menumbuk padi, atau bisa juga menenun kain.

Sementara, untuk kelompok Liliuran laki-laki, biasanya berkaitan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan ladang seperti kegiatan menebas rumput atau semak belukar 'Nyacar'.
Kegiatan menebang pohon-pohin kecil 'Nuaran', memangkas dahan pohon besar, membuat lubang untuk menanam benih padi 'Ngaseuk'.

Halaman:

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x