Network
BKKBN, kata dia, sedang membuat SOP untuk mengakses data mikro keluarga tersebut karena data itu harus dilindungi kerahasiaannya. Selain itu, untuk memanfaatkan data sesuai dengan SOP, pihaknya juga akan menggelar bimbingan teknis.
Baca Juga: Peringati Harganas ke-28, BKKBN Banten Luncurkan ‘Si Canting’, Cegah Stunting di Banten
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Drs. Aan Jumhana Mulyana M.Si menyampaikan bahwa sebelumnya Kepala BKKBN telah meluncurkan hasil Pendataan Keluarga 2021 di depan Kementerian lain bagaimana strategisnya data tersebut untuk percepatan penanganan stunting.
“Kita punya waktu sebentar, tahun 2024, penurunan angka stunting harus segera terjadi,” ujar Aan.
Ia mengungkapkan, di tingkat provinsi dan daerah, BKKBN Banten sudah melakukan koordinasi. Pimpinan daerah di Banten sudah menanyakan bagaimana hasil Pendataan Keluarga 2021.
Data tersebut, kata Aan, akan digunakan untuk memetakan terkait percepatan penurunan stunting, pembangunan rumah layak huni hingga berbagai hal.
“Saya mengajak kader PKB/PLKB atau pendata agar terus mengupdate atau memutakhirkan data-data tersebut supaya dapat dimanfaatkan oleh lintas sektor,” ujar Aan.
Saat ini, kata dia, BKKBN Banten sedang melakukan orientasi atau pelatihan pendampingan keluarga di tingkat desa. Selain itu, memetakan mitra-mitra kerja.
“BKKBN Provinsi Banten sudah memetakan mitra termasuk dari sektor swasta yang akan membantu dan bekerja sama dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten,” ujar Aan.
