"Ini dicirikan dengan beberapa indikasi klinis, pertama adalah demam yang tinggi diangka 30-41°c, lemah, lesu, nafsu makan hewan menurun, timbul sariawan pada rongga mulut, lidah dan puting serta penurunan produksi susu. Kemudian, air liur berlebih dan mengandung busa dan kepincangan bersifat takut," ujarnya.
Dikatakan Budi, untuk mengantisipasi wabah PMK tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya, meningkatkan biosecurity kandang dan tidak menjual hasil limbah dari area kandang hewan yang sakit.
Baca Juga: Untirta Dorong Mahasiswa Ikut Program PMM
"Pengendaliannya yaitu, tingkatkan biosecurity kandang, karantina hewan yang sakit dan tidak menjual hewan yang sakit," ujarnya.
Lebih lanjut Budi mengimbau kepada para peternak untuk segera melaporkan kepada puskeswan jika ditemukan hewan peliharaan yang mengalami gejala wabah PMK.
"Jika menemukan kasus dengan tanda-tanda tersebut segera laporkan kepada petugas puskeswan untuk mendapat penanganan lebih lanjut," ucapnya.***