Sebut saja tambang tembaga di Papua dan Sumbawa, kemudian tambang nikel di Sulawesi, juga bouksit di Kalimantan Barat dan kepri.
“Tapi mengintegrasikannya yang sulit,” kata Jokowi dilansir dari Youtube Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, ia tengah mati-matian mewujudkan hal tersebut, karena dia meyakini produk itu akan membawa Indonesia bangkit menuju peradaban yang lebih tinggi.
Kata-kata Jokowi bukanlah isapan jempol, Kementerian BUMN memang telah membentuk perusahaan baterai bernama PT Industri Baterai Indonesia atau IBI.
Dimana perusahaan tersebut merupakan sebuah holding company terdiri dari Mining Industri Indonesia (Mind ID), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), PT Pertamina, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Jokowi meyakini, jika produk ini telah jadi maka negara tidak perlu bersusah payah untuk memasarkannya di tingkat internasional.
Sebab ketika baterai mobil listrik berhasil diproduksi secara massal, maka negara-negara lainlah yang akan berbondong-bondong datang untuk membelinya.
“Saya katakan kepada menteri investasi (Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia-red), tidak perlu susah-susah memasarkannya. Mereka yang akan datang sendiri ke kita,” ujarnya.