Bantu Pengamanan di KPU RI, Polda Banten Kirim 100 Personel Brimob

- 20 Mei 2019, 04:00 WIB
panglima TNI wakapolri di Polda Banten
panglima TNI wakapolri di Polda Banten

SERANG, (KB).- Sebanyak 30.000 personel TNI-Polri diturunkan untuk mengamankan objek-objek vital nasional di DKI Jakarta, saat penetapan hasil Pemilu 2019 oleh KPU RI. Dari puluhan ribu personel itu, di antaranya adalah 100 personel Brigade Mobil dari Polda Banten.

Kepala Kepolisian Daerah Banten Irjen Pol. Tomsi Tohir mengatakan, pihaknya tidak menggelar penyekatan mobilisasi massa di wilayahnya, jelang penetapan hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Tidak ada (penyekatan), kami tetap menjalankan kegiatan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku," ujar Tomsi Tohir kepada wartawan usai Safari Ramadan Panglima TNI-Wakapolri di Mapolda Banten, Sabtu (18/5/2019).

Kapolda pun mengimbau masyarakat tidak terpengaruh ajakan pengerahan people power pada saat penetapan hasil Pemilu pada 22 Mei 2019 dan tetap beraktivitas serta beribadah seperti biasa.

Ia berharap masyarakat Banten arif dan bijaksana melihat perkembangan situasi politik dan memahami permasalahan hukum terkait hasil Pemilu 2019. Masyarakat juga diminta mempercayai KPU RI."Apabila ada hal-hal yang masih kurang berkenan dapat tentunya melalui jalur-jalur hukum yang benar dan baik," kata Tomsi Tohir.

Dalam Safari Ramadan itu, Kapolda Banten juga melaporkan kepada Wakapolri dan Panglima TNI bahwa situasi masyarakat Banten kondusif dan saling menjaga keamanan pascapelaksanaan Pemilu serentak 2019.

"Mohon izin Pak Panglima dan Wakapolri, saya melaporkan bahwa situasi Kamtibmas di Banten saat ini aman, tertib dan terkendali. Mohon doa situasi ini dapat seterusnya seperti itu. Mudah-mudahan situasi kondusif seperti ini akan terus terjaga tanpa ada apapun," ujarnya.

Ingatkan persatuan

Dalam arahannya, Wakapolri Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku, ras dan agama. Keragaman itu membuat negara Indonesia menjadi negara yang memiliki kelebihan dibanding negara-negara lain.

"Keberagaman ini tidak dimiliki negara lain. Satu sisi, tentu bisa menjadi kebanggaan, keharmonisan, dan keindahan bagi NKRI," tuturnya.

Namun demikian, kata dia, keberagaman itu malah berpotensi menjadi celah bagi perpecahan. Sebab jika kelebihan yang dimiliki bangsa Indonesia tersebut tidak bisa dikelola secara harmonis, maka akan menimbulkan keretakan di kalangan masyarakat.

"Ketika kita tidak bisa memaduserasikan keragaman ini, itu bisa celah kita menjadi retak," ujarnya.

Untuk itu, ia mengingatkan kepada seluruh bangsa Indonesia agar tetap mempertahankan persatuan yang sejak dahulu telah diperjuangkan oleh para pahlawan Indonesia.

"Nikmat kemerdekaan yang sudah kita rasakan selama 74 tahun, harus tetap dipertahankan bersama sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah SWT. Ini yang harus kembali digelorakan karena merupakan elemen penting kemajuan bangsa," tuturnya.

Di hadapan ratusan personel TNI dan Polri, Wakapolri juga bernostalgia saat menjabat sebagai Kapolres Serang. Ia pun berpesan kepada petugas keamanan, bahwa tugas pascapenghitungan suara Pemilu 2019 hingga kini belum selesai.

"Ini kunjungan nostalgia bagi saya. Setelah pemilu, kita punya tugas penting lainnya mulai dari pengamanan operasi ketupat pada Idulfitri dan Operasi Lilin di penghujung tahun 2019," tutur mantan Kabareskrim Mabes Polri tersebut.

Pantau mantan napi teroris

Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi mengatakan, mantan narapidana teroris di Provinsi Banten dipantau menjelang penetapan hasil pemilu serta kegiatan-kegiatan penting seperti lebaran, sebagai salah satu upaya deradikalisasi.

"Kami tetap melakukan pemantauan karena bisa saja orang keluar lalu bergabung dengan kelompok minoritas menjadi kekuatan sendiri, apalagi dengan adanya pengaruh globalisasi, banyak ajakan dan ujaran mengarah amaliah," ujarnya.

Dari perkiraan sebanyak puluhan mantan narapidana teroris di Banten, kata dia, berdasarkan pemantauan tidak terdeteksi potensi kegiatan yang mencurigakan. Selain mantan narapidana teroris, Edy mengatakan, secara umum Polda Banten melakukan pemantauan kepada pemudik, orang tidak mudik, orang berpotensi mengganggu kamtibmas serta masyarakat memiliki potensi mendapat gangguan.

Ia mengatakan, dalam mengantisipasi berkembangnya media sosial yang banyak dijangkau anak-anak muda usia masih labil dan dalam pencarian jati diri, kepolisian juga melakukan kegiatan-kegiatan kontra radikalisme di pesantren serta sekolah di Banten. (Rifat Alhamidi/SJ/Ant)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x